Suara.com - “Menurut investigasi kami, soal-soal yang muncul itu memang ternyata banyak di Google. Pertanyaannya adalah ketika soal-soal itu banyak muncul dari Google, guru bidang studi itu berarti tidak belajar, tapi mengambil dari Google,” kata Ketua Komisi D DPRD Jember Hafidi Cholish dalam laporan Beritajatim.com terkait kasus dugaan materi ujian Matematika dan IPA SMP Negeri 2 Jember bocor ke murid sebelum ujian.
“Itu hal yang lucu, karena sekelas SMP 2 Jember sudah jadi salah satu sekolah andalan kita. Tapi dengan hal itu menunjukkan bahwa SMP 2, bukan saya katakan kaleng-kaleng, tapi apa namanya?”
Setelah kasus terungkap, seluruh siswa diminta ujian ulang pada Jumat (7/5/2021).
Komisi D menjadikan kasus ini sebagai persoalan yang serius dan mereka meminta Dinas Pendidikan mengusut kasus tersebut karena dapat menjadi contoh buruk di dunia pendidikan Indonesia.
Baca Juga: Dari Gerak-gerik Murid Mencurigakan, Soal dan Jawaban Ujian Bocor Terungkap
“Kalau tidak, Komisi D akan turun. Tidak bisa menyalahkan anak. Saya menemukan data bahwa soal-soal yang muncul ada di Google. Apakah guru-guru bidang studi itu mengambil dari Google?”
“Kami serahkan ke Dinas Pendidikan dulu, sejauh mana Dinas Pendidikan mengambil langkah. Ketika langkah itu kurang pas, ya kami akan lakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat).”
“Ketika pertemuan tatap muka ada noda semacam ini. Jadi jangan menyalahkan siswa. Kenapa siswa sekarang pinta media sosial, kan ya gara-gara (pembelajaran) daring itu. Setelah pintar medsos-nya malah jadi salah. Berarti gurunya kan disalip siswa dalam hal dunia IT (Teknologi Informasi).”
Kepala SMP Negeri 2 Subarno belum memberikan penjelasan lagi ketika akan dimintai tanggapan melalui WhatsApp pada Sabtu (8/5/2021).
Namun sebelumnya dia mengatakan tidak tahu dari mana bocoran soal ujian tersebut.
Baca Juga: Jatim Tahun Ini Terapkan USP dan Hapus Ujian Nasional SMA
“Masih belum dikembangkan. Biasanya hal-hal seperti ini tidak muncul di SMP 2. Kok baru ini muncul. Penekanan terhadap kejujuran dan tanggung jawab nomor satu di SMP 2,” katanya.