Suara.com - Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 1.500 meter (1,5 km) ke arah barat daya pada Jumat (7/5/2021) malam.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, menyebutkan awan panas guguran itu terjadi pada pukul 21.49 WIB.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 39 mm dan durasi 144 detik," kata Hanik.
Pada periode pengamatan pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, gunung api aktif itu juga tercatat mengalami 39 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-17 mm selama 14-140 detik, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-6 mm selama 21-24 detik.
Baca Juga: Update Merapi, Sepekan Terjadi 12 Kali Luncuran Awan Panas
Berikutnya, satu kali gempa low frekuensi dengan amplitudo 3 mm selama 8 detik, 41 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-21 mm selama 5-16 detik, serta satu vulkanik dangkal dengan amplitudo 72 mm selama 24 detik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. (Antara)
Baca Juga: Update Merapi, Tercatat Luncuran Lava ke Arah Tenggara dan Barat Daya