Suara.com - Beredar sebuah video yang memperlihatkan Gubernur Maluku, Murad Ismail, berteriak dengan nada tinggi kepada seorang protokoler Istana Kepresidenan ketika Presiden Joko Widodo sedang menengok korban gempa.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa hal itu hanya merupakan kesalahpahaman semata yang tidak perlu dibesar-besarkan.
Peristiwa tersebut kata Heru telah diselesaikan dengan baik antara kedua pihak selepas kejadian.
"Itu hanya kesalahpahaman saja, tidak perlu dibesar-besarkan. Saat itu juga sudah diselesaikan dan tidak ada permasalahan," ujar Heru, Jumat (7/5/2021).
Baca Juga: Bantah Ribut soal THR ASN, KSP: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani Satu Suara
Heru menuturkan bahwa hingga saat ini, Gubernur Maluku beserta jajarannya sangat kooperatif apabila Presiden Joko Widodo berkunjung ke Provinsi Maluku dalam rangka kunjungan kerja pada 2019 lalu.
"Peristiwa ini terjadi tahun 2019 ketika Presiden meninjau gempa di Maluku. Gubernur Maluku dan jajarannya sangat koperatif jika Presiden berkunjung ke Maluku," tutur dia.
Diketahui, Jokowi bersama istri, Iriana Jokowi sempat mengunjungi posko pengungsian yang didirikan di Universitas Darussalam, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, setelah terjadi bencana gempa M 6,5 di wilayah tersebut pada 26 September 2019.
Kepala Negara dalam kunjungan itu memerintahkan jajarannya untuk mengalokasikan anggaran untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak gempa untuk membangun kembali rumah yang rusak hingga roboh setelah gempa itu.
Baca Juga: Mardani Ali Sera Tuding Pernyataan Jokowi saat Revisi UU KPK Cuma Gimik