Suara.com - Beberapa investor yang menggelontorkan dananya di 212 Mart mengalami kerugian besar. Lalu apa itu 212 Mart? Bagaimana kabar terbaru 212 Mart pasca kasus tersebut?
Kasus 212 Mart ini ditengarai sebagai modus penipuan terbaru. 212 Mart sendiri sebenarnya berakar dari gerakan umat Islam yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Sebuah gerakan yang muncul setelah aksi 212 pada tahun 2017 lalu.
Apa Itu 212 Mart
212 Mart sendiri merupakan merek minimarket Koperasi Syariah 212 yang menjual berbagai barang kebutuhan pokok, perlengkapan rumah tanggan, serta alat tulis. Yang menjadi pembeda utama dari minimarket lain adalah bahwa 212 Mart hanya menjual produk yang halal.
Baca Juga: Ingin Membangun Ekonomi Umat Buat Investor Percaya 212 Mart Samarinda
Minimarket ini juga menjadi penyalur barang produksi usaha mikro, kecil, dan menengah yang dimiliki oleh umat di sekitar lokasi 212 Mart tersebut.
Salah satu keunikan lain adalah bahwa minimarket ini menutup tokonya secara berkala pada saat operasional. Penutupan toko ini dilakukan ketika datang waktu beribadah bagi umat Islam, dan dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Tujuannya sederhana, agar semua pegawai bisa beristirahat dan beribadah dengan hikmat.
Kabar Terbaru 212 Mart
Belakangan dikabarkan bahwa Komunitas Koperasi Syariah 212 Mart di area Samarinda, Kalimantan Timur, melakukan penipuan dan penggelapan dana. Tak main-main, dana yang digelapkan ditaksir mencapai angka 2 miliar rupiah.
Setidaknya 13 warga melaporkan kejadian ini ke Polres Samarinda. Mereka didampingi oleh Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Lentera Borneo.
Baca Juga: Polri Selidiki Unsur Pidana Kasus Investasi Bodong 212 Mart
Kasusnya berawal ketika muncul sebaran tautan di WhatsApp yang mengajak umat untuk melakukan investasi guna pendirian Toko 212 Mart pada tahun 2018 lalu. Dana yang dikumpulkan mulai dari 500 ribu rupiah hingga 20 juta rupiah, dan total terkumpul sebanya 2 miliar rupiah.
Kecurigaan muncul ketika awal 2020 beberapa gerai mengalami penutupan. Padahal dana yang digalang terkumpul cukup banyak. Kemudian terdapat tagihan dari penyuplai yang tidak dibayar, tagihan sewa ruko, hingga gaji pegawai yang terlambat. Dugaan semakin menguat ketika ditemukan laporan keuangan yang tidak rapi dan terkesan asal-asalan.
Kini kasus 212 Mart ini tengah ditangani pihak berwajib, dan semoga lekas menemukan titik terang. Sedikit memahami apa itu 212 Mart bisa jadi insight berguna untuk Anda, untuk melihat dari perspektif lain dari kejadian tersebut.
Kontributor : I Made Rendika Ardian