Virus Corona Terus Bermutasi, Satgas Khawatir Vaksin dan Tes Tak Efektif

Jum'at, 07 Mei 2021 | 07:31 WIB
Virus Corona Terus Bermutasi, Satgas Khawatir Vaksin dan Tes Tak Efektif
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito. (istimewa).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat untuk semakin disiplin protokol kesehatan karena mutasi corona dikhawatirkan berpengaruh pada efektivitas vaksin dan akurasi testing.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, mutasi virus akan berdampak buruk pada meningkatnya laju penularan akibat terjadinya perubahan pada karakteristik virus dan akan juga merubah sifat bilogisnya.

"Ini berpotensi juga menurunkan akurasi testing, karena lokasi-lokasi mutasi atau hotspot yang berbeda-beda pada setiap varian. Sehingga dapat menurunkan akurasi pemeriksaan PCR," kata Wiku dalam jumpa pers virtual, Kamis (5/6/2021).

Selain itu, mutasi virus ini akan menurunkan efektifitas vaksin karena umumnya vaksin dikembangkan dengan jenis-jenis virus yang spesifik.

"Jika mutasi virus dibiarkan, maka akan semakin banyak varian COVID-19 yang muncul dan berpotensi berdampak buruk dalam upaya pengendalian COVID-19," jelasnya.

Wiku menyebut berbagai kekhawatiran ini tengah ditelaah secara medis oleh ilmuan baik di dalam maupun di luar negeri.

"Potensi efek negatif ini sedang dipelajari lebih lanjut, dan semua temuan hasilnya akan diberitahukan kepada masyarakat," imbuh Wiku.

Terkait mutasi virus, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasi varian of concern atau varian yang sudah ditetapkan sebagai varian yang mengalami perubahan karakteristik dari karakteristik semula yang berupa angka dan huruf seperti B117, B1357, B11281 atau P1.

Indonesia sendiri sudah terdeteksi dua mutasi varian of concern, yakni B117 asal Inggris, dan B1357 asal Afrika Selatan.

Baca Juga: 6 Potret Perjuangan Raditya Oloan Melawan Covid-19 Sampai Akhir Hayat

Pemerintah terus melakukan metode pencarian strain virus baru dengan Whole Genome Sequencing. Data Kementerian Kesehatan per 4 Mei lalu menyebutkan saat ini Indonesia berhasil melakukan pemeriksaan WGS sebanyak 1.228 kasus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI