Suara.com - KPK resmi menahan mantan Direktur Pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak Angin Prayitno Aji setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap Ditjen Pajak di Kementerian Keuangan.
Penahanan itu disampaikan oleh Ketua KPK Firli Bahuri dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/5/2021).
Selain Angin, KPK juga menetapkan tersangka kepada lima orang lainnya dalam kasus yang sama, yakni Dandan Ramdani (DR), Kepala Subdirektorat Kerja Sama dan Dukungan Pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak; Ryan Ahmad Ronas (RAR), Konsultan Pajak ; Aulia Imran Maghribi (AIM), Konsultan Pajak; Agus Susetyo (AS), Konsultan Pajak; dan Veronika Lindawati (VL), Kuasa Wajib Pajak.
Firli Bahuri menjelaskan kontruksi kasus korupsi yang kini menjerat Angin. Berawal Angin bersama Dandan yang memiliki kewenangan dalam pemeriksaan pajak.
Baca Juga: Kasus Ditjen Pajak, KPK Cecar Angin Prayitno Soal Penerimaan Sejumlah Uang
Sehingga, kedua tersangka itu, diduga menyetujui, memerintahkan, dan mengakomodir jumlah kewajiban pembayaran pajak yang disesuaikan dengan keinginan dari wajib pajak atau pihak yang mewakili wajib pajak.
"Pemeriksaan perpajakan juga tidak berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku," ucap Firli.
Angin dan Dandan, kata Firli diduga melakukan pemeriksaan pajak terhadap 3 wajib pajak, yaitu PT GMP Gunung Madu Plantations untuk tahun pajak 2016, PT. BPI Bank Panin Indonesia untuk tahun pajak 2016, serta PT. JB Jhonlin Baratama untuk tahun pajak 2016 dan 2017.
Menurut Firli dari ketiga wajib pajak itu, Angin dan Dandan menerima suap pajak dari bulan Januari dan Februari 2018 mencapai Rp15 miliar dari PT GMP. Uang itu diserahkan oleh Ryan Ahmad Ronas (RAR) Konsultan Pajak dan Aulia Imran Maghribi (AIM) Konsultan Pajak.
Sementara, dari PT BPI, Angin dan Dandan mendapatkan uang mencapai total komitmen sebesar Rp25 miliar. Itu dari pertengahan tahun 2018.
Baca Juga: Kasus Suap Ditjen Pajak, Usai Diperiksa KPK Angin Prayitno Bungkam
"Kurun waktu bulan Juli sampai September 2019 sebesar total SGD 3 juta diserahkan oleh AS sebagai perwakilan PT Jhonlin Bratama," tutup Firli.
Untuk Angin, KPK langsung melakukan penahanan selama 20 hari pertama. Ia akan ditahan di Rumah Tahanan KPK Cabang K-4 Gedung Merah Putih KPK. Sementara lima orang lainnya, belum dilakukan penahanan. Lantaran tak hadir dalam pemeriksaan hari ini.
Untuk mepertanggungjawabkan perbuatannya, Angin Prayitno Aji dan Dandan Ramdani disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana.
Sedangkan, RAR, AIM, VL dan AS disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana.