Suara.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan kepuasan masyarakat terhadap kinerja demokrasi naik turun sejak Februari 2020. Hal tersebut bisa terjadi karena pengaruh dari kondisi perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19.
Kalau menurut hasil survei per April 2021, masyarakat yang puas dengan kinerja demokrasi mencapai 53,7 persen. Angka tersebut diperoleh dari penjumlahan 52,6 persen responden yang memilih cukup puas dan 1,1 persen sangat puas.
Namun, Burhanuddin mengungkapkan kalau kepuasan masyarakat terhadap kinerja demokrasi pada Februari 2020 sempat mencapai 75,6 persen.
"Ini sebelum Indonesia dinyatakan resmi terkena pandemi," kata Burhanuddin dalam paparannya secara daring, Selasa (4/5/2021).
Baca Juga: Akademisi UGM: Kebebasan Pers Indikator Kematangan Demokrasi Suatu Negara
Tetapi setelah adanya pandemi Covid-19, kepuasan masyarakat atas kinerja demokrasi langsung menurun dan naik kembali. Menurut Burhanuddin, hal tersebut terjadi ketika pemerintah menetapkan peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di mana masyarakat dibatasi dalam melakukan kegiatan.
"Ketika PSBB dilonggarkan Covid-19 belum juga bisa diselesaikan itu seperti menberikan harapan palsu karena masyarakat kelas bawah juga tidak bisa bekerja maksimal karena yang punya uang masyarakat kelas menengah atas," jelasnya.
Selain itu, Burhanuddin menilai kalau kepuasan masyarakat terhadap ekonomi juga berpengaruh kepada kepuasan masyarakat terhadap kinerja demokrasi.
"Ini pesan penting buat pemerintah kalau ingin meningkatkan kepuasan terhadap demokrasi isu ekonomi meters. Ekonomi tidak bisa dipisahkan dari sejauh mana mepersepsi puas atau tidak terhadap demokrasi."
Baca Juga: Jadi Beban Demokrasi, Nasdem - PKS Sepakat Hilangkan Polarisasi Politik