Suara.com - Santri Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, diizinkan pulang ke kampung halaman masing-masing setelah kegiatan belajar mengajar diliburkan.
Menurut laporan Beritajatim.com, pemulangan santri pada gelombang ketiga menggunakan 130 kendaraan Elf dan delapan bus serta bantuan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik sebanyak delapan bus besar.
Kegiatan pemulangan tadi pagi dimulai dengan apel pagi yang diikuti pengurus Yayasan Pesantren Sunan Drajat beserta dewan asatidz.
Pengasuh PPSD Abdul Ghofur berpesan agar setelah sampai di rumah, para santri tetap menjaga nilai-nilai kesantriannya, seperti rutin beribadah dan mengaji Alquran.
Baca Juga: Mudik Dilarang Tapi Berwisata Dibolehkan, Bingung? Ini Penjelasannya
“Ketika kalian sudah berada di rumah, tolong sampaikan salam kami kepada orang tua kalian semua, tetap berakhlaqul karimah, terus belajar dan jaga nama baik pesantren,” kata Abdul Ghofur
Kepala Humas Pondok Pesantren Sunan Drajat, Hasbullah, meminta para santri tetap menjaga kesehatan selama masa pandemi.
Hasbullah mengatakan kegiatan pemulangan santri seperti hari ini dilakukan tiap tahun.
“Pesantren Sunan Drajat akan melaksanakan pemulangan seperti ini tiap tahunnya, kami juga telah bekerjasama dengan dishub dari beberapa kota/kabupaten di mana santri berasal, hal ini sebagai bentuk tanggung jawab dan demi keamanan serta kemudahan para santri,” kata dia.
Pemulangan gelombang pertama dan kedua lalu untuk santri, seperti dari Jabodetabek, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Baca Juga: Larangan Mudik Lebaran 2021, Bandara Ketapang Stop Penerbangan Sementara
Selain menggunakan bus, pada pemulangan gelombang sebelumnya, sebagian menggunakan pesawat terbang dan kapal laut.
Selama perjalanan, para santri diimbau tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
PPSD meliburkan santri sampai 26 Mei 2021, untuk kemudian persiapan menuju Penilaian Akhir Tahun yang akan dilaksanakan pada akhir semester genap.
Santri tak akan peroleh dispensasi untuk mudik
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memastikan para santri tidak akan memperoleh dispensasi untuk mudik selama larangan mudik Lebaran 2021 masih berlangsung.
Yaqut meminta pengurus pondok pesantren dapat bekerjasama dengan membuat kegiatan kreatif di pondok-pondok pesantren untuk mengisi waktu santri selama mereka tidak mudik.
"Di pondok itu juga tidak kurang berkahnya dengan meningkatkan amaliah, belajar dan mengaji. Sebab itu, mari menunda dulu sejenak untuk bertemu keluarga agar semua terlindungi," kata Yaqut dalam keterangan tertulis, Rabu (28/4/2021).
"Silaturahmi, sungkem di Hari Raya Idul Fitri juga bisa dilakukan melalui virtual tanpa mengurangi makna."
Yaqut mengatakan pemerintah tidak memberikan dispensasi kepada santri demi mencegah penyebaran virus Covid-19 yang hingga sekarang belum mereda.
Belajar dari pengalaman liburan Lebaran tahun lalu, setelahnya terjadi peningkatan kasus Covid-19.
"Pergerakan jutaan santri ke berbagai daerah dalam waktu hampir bersamaan sangat rawan memunculkan klaster-klaster baru penularan virus. Bahaya lebih besar pun mengancam jika sampai rumah, virus itu turut memapar para anggota keluarganya. Bahaya yang sama juga bakal terjadi pada arus balik, potensi penularan virus pada Kiai dan Ibu Nyai," kata Yaqut.
Jika diizinkan mudik, untuk mengurus santri selama di luar pondok bukan hal yang mudah. Jumlahnya petugas tak sebanding dengan jumlah santri. Kemudian santri wajib menjalani pemeriksaan kesehatan, karantina, dan sebagainya.
"Ini tentu membutuhkan banyak hal yang tidak mudah diselesaikan dalam tempo yang mepet," kata dia.