Kisah di Balik Sukaria Badut Jalanan

Siswanto Suara.Com
Senin, 03 Mei 2021 | 03:40 WIB
Kisah di Balik Sukaria Badut Jalanan
Badut karakter animasi [Suara.com/Siswanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ahmad belum pernah terkena razia yang dilakukan petugas Satuan Polisi Pamong Praja.

Selama ini dia selalu mencari tempat untuk bekerja yang kecil kemungkinan ditertibkan petugas pemerintah daerah.

“Ponakan pernah (dirazia) di samping kantor polsek, daerah Kemang, Rawalumbu. Pas keluar dari perumahan dia ditangkap Satpol PP dan nginap satu malam. Alasannya macam-macam.”

Dia berharap andaikata ada larangan praktik badut di jalan raya, harus diterapkan tanpa pandang bulu dan alasannya jelas serta memberikan solusi bagi orang-orang kecil.

“Jangan begitu ada orang ini (badut) ditangkap, padahal orang mengganggu, tidak bikin macet, tidak membuat orang ketakutan. Tidak ada yang merasak terusik dengan adanya badut.”

Dia berharap praktik badut jangan pernah dilarang-larang, apalagi dalam kondisi ekonomi sekarang, karena ada begitu banyak orang yang tidak punya pilihan.

Tak terasa cukup lama kami ngobrol.

Pelan-pelan, Ahmad mengangkat kepala badut tokoh film Boboiboy dan kemudian memakainya. Lalu dia berjalan menuju bagian tengah persimpangan jalan dekat bundaran. Setelah melambai-lambaikan tangan tanda salam kepada saya, Ahmad segera tenggelam dalam kesibukan di tengah lalu lalang kendaraan.

Sambil membalas lambaian tangan Ahmad, saya teringat ucapannya. “Yang saya yakin pasti, Allah pasti ngasih jalan, walaupun (rezeki) sedikit, ya tetep ada jalan insya Allah. Yang penting saya nggak milih-milihlah kerja.”

Baca Juga: Kisah Penyedot Tinja: Rezeki dan Malapetaka di Balik Tahi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI