Suara.com - Sedikitnya 44 orang Yahudi tewas dan lebih dari 100 orang lainnya terluka saat merayakan festival Yahudi Lag BaOmer pada Jumat (30/04) di Israel Utara.
Festival ini diadakan dalam rangka merayakan liburan Lag B'Omer di Gunung Meron. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut insiden itu sebagai bencana yang mengerikan.
Menyadur Times of Israel, layanan penyelamatan Magen David Adom mengatakan 38 orang tewas terinjak dan tertindih di tempat kejadian.
Paramedis merawat puluhan orang, termasuk 18 orang dalam kondisi serius, 2 orang luka ringan, dan 80 orang luka ringan. Semua yang terluka dievakuasi ke rumah sakit.
Baca Juga: Kasus Corona Meningkat, Pemkab Meranti Beri Izin Festival Lampu Colok
Rumah sakit Ziv mengatakan 6 korban yang terluka kini meninggal dan Kementerian Kesehatan mengonfirmasi jumlah total korban tewas jadi 44 orang.
Peristiwa tersebut menjadi salah satu tragedi masa damai terburuk dalam sejarah Israel, menyamai jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan Gunung Karmel tahun 2010.
Direktur Jenderal MDA Eli Bin mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa sedikitnya 38 orang tewas, dan yang terluka dievakuasi ke beberapa rumah sakit.
Sebut saja Ziv di Safed, Pusat Medis Galilea di Nahariya, Rumah Sakit Rambam di Haifa, Rumah Sakit Poriya di Tiberias, dan Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem di Yerusalem.
Penyebab bencana itu belum jelas, laporan awal mengatakan stand konser runtuh namun layanan penyelamatan Magen David Adom mengatakan tragedi itu disebabkan oleh himpitan dan kepadatan penduduk.
Baca Juga: Dukung Festival HAM, Moeldoko: Harus Dapat Memunculkan Culture of Hope
Pejabat polisi mengatakan peserta terpeleset, jatuh di bawah mereka saat berjalan di sepanjang jalan yang licin dan menyebabkan efek domino yang menghancurkan.
Juru bicara MDA Zaki Heller mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa kematian tersebut disebabkan oleh kepadatan yang berlebihan.