Suara.com - Tim Satuan Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita sejumlah bukti dari hasil penggeledahan di rumah advokat Maskur Husein dan kantor miliknya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Kamis (29/4/2021) kemarin malam.
Penggeledahan itu berkaitan dengan status tersangka Maskur dalam kasus suap penyidik KPK AKP Stefanus Robin Pattuju dan Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial.
"Saat proses penggeledahan tersebut, ditemukan dan diamankan bukti-bukti diantaranya berbagai dokumen data perbankan dan barang elektronik yang diduga terkait dengan perkara," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dikonfirmasi, Jumat (30/4/2021).
Selanjutnya, kata Ali, untuk dokumen hingga alat elektronik yang disita akan dilakukan verifikasi dan penyitaan.
"Selanjutnya bukti-bukti ini, akan segera di lakukan validasi serta verifikasi untuk segera diajukan penyitaan sebagai bagian dalam berkas perkara dimaksud," tutup Alli.
Sebelumnya, pada Rabu (28/4/2021) lalu, penyidik antirasuah juga telah menggeledah sejumlah lokasi. Antara lain, ruang kerja Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin hingga rumah dinasnya di Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan. Dari hasil penggeledahan itu, KPK menhita sejumlah bukti di antaranya seperti dokumen.
Penggeledahan itu dilakukan setelah nama Aziz disebut menjadi fasilitator suap penyidik KPK dengan Wali Kota M Syahrial.
Dalam kasus ini, Stefanus dijerat KPK lantaran menerima suap dari MSyahrial. Di mana tujuan suap itu untuk KPK tidak melakukan penyelidikan kasus korupsi di Tanjungbalai.
Kasus ini berawal ketika M. Syahrial dipertemukan oleh penyidik KPK bernama Stefanus. Aktor yang mempertemukan kedua orang itu yakni, Aziz Syamsuddin Wakil Ketua DPR RI dirumah dinasnya di Jakarta pada Oktober 2020.
Baca Juga: Andi Sudirman Laporkan Masalah Lahan Reklamasi CPI ke KPK
Dalam pertemuan itu, Aziz meminta agar Stefanus dapat membantu Syahrial agar penyelidikan kasus dugaan korupsi yang tengah diusut KPK di Tanjungbalai tidak naik ke tingkat penyidikan.