Kala Boris Johnson Sebut Lebih Baik Lihat Mayat Daripada Lockdown

Selasa, 27 April 2021 | 16:26 WIB
Kala Boris Johnson Sebut Lebih Baik Lihat Mayat Daripada Lockdown
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. [Niklas HALLE'N/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Boris Johnson tersandung masalah sensitif terkait kebijakan virus corona. Perdana Menteri Inggris ini disebut lebih memilih lihat mayat bertumpuk tinggi ketimbang harus melakukan lockdown.

Menyadur ABC News Selasa (27/04), ucapan sensitif ini dilontarkan pada bulan Oktober tahun lalu, tepat ketika ia menyetujui aturan lockdown.

Daily Mail mengutip sumber yang tak disebutkan namanya sebagai saksi bahwa ia benar-benar mendengar Boris mengatakan hal itu dalam rapat di Downing Street.

"Tidak ada lagi penguncian - biarkan ribuan mayat menumpuk tinggi," ujar sumber, menirukan ucapan Boris Johnson.

Baca Juga: Gonjang-ganjing European Super League, Boris Johnson: Sepak Bola jadi Rusak

Ketika isu itu menyebar kembali karena kerap dikaitkan dengan penanganan Covid-19 yang kacau, Boris Johnson kini sibuk menyangkal.

Demo  Anti-lockdown di Inggris. [Twitter]
(Ilustrasi) Demo Anti-lockdown di Inggris. [Twitter]

"Tidak, tapi sekali lagi, saya pikir hal yang penting, saya pikir, bahwa orang-orang ingin kita maju dan bertindak sebagai pemerintah adalah untuk memastikan bahwa penguncian berfungsi dan mereka punya."

Daily Mail tidak menanggapi permintaan komentar tapi BBC juga melaporkan bahwa Johnson membuat pernyataan itu dalam "diskusi panas" tentang penguncian.

Editor politik ITV News Robert Peston juga melaporkan dua saksi mata yang menguatkan laporan Daily Mail. Reuters tidak segera memverifikasi laporan tersebut.

Downing Street pekan lalu menyebut mantan penasihat utama Johnson, Dominic Cummings, sebagai sumber kebocoran terhadap Perdana Menteri.

Baca Juga: Pangeran Philip Wafat, PM Boris Johnson: Bangsa Berduka Bersama Ratu

Cummings menyangkal dan menyebut Perdana Menteri sebagai sosok tidak kompeten dan kurang dalam integritas. Sangakalan ini menjadi indikasi bahwa hubungan mereka kini dalam keadaan tidak baik.

Johnson dan Cummings dulunya adalah sekutu dekat yang bekerja untuk kampanye 'Vote Leave' yang sukses membawa Inggris keluar dari Uni Eropa dalam referendum 2016.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI