Komentar Cabul Setubuhi Istri Kru KRI Nanggala, Imam Resmi Ditahan Polisi

Selasa, 27 April 2021 | 16:15 WIB
Komentar Cabul Setubuhi Istri Kru KRI Nanggala, Imam Resmi Ditahan Polisi
Imam Kurniawan ditangkap karena komentar negatif di Facebook saat tragedi KRI Nanggala tenggelam.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gegara mengeluarkan komentar bernada cabul terkait peristiwa kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan utara Pulau Bali, pria bernama Imam Kurniawan kini harus meringkuk di penjara. Penahanan itu dilakukan setelah Imam resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pelanggaran Undang-Undang ITE. 

"Atas perbuatannya, Imam Kurniawan dijerat dengan Pasal 28 Ayat (2) juncto Pasal 45A Ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol. Hadi Wahyudi seperti dikutip Antara, Selasa (27/4/2021).

Ia mengatakan bahwa tersangka mengakui perbuatannya menghina istri awak kapal selam KRI Nanggala-402 melalui akun media sosial.

"Tersangka saat ini sudah ditahan. Kasusnya diambil alih oleh Subdit Cyber Polda Sumut," katanya.

Baca Juga: Komentar Tak Senonoh soal KRI Nanggala, Pria di Medan Jadi Tersangka

Ngaku FB Dibajak

Imam sebelumnya mengaku bukan dirinya yang menulis tulisan kurang ajar tersebut.

“Kejadiannya aku enggak tahu sama sekali. Aku waras, aku punya istri, punya anak, punya tanggung jawab," jelasnya.

"Posisi aku kerja tuh sebagai petani. Sehari-hari bertani dari pagi sampai sore. Waktu pegang HP, tuh, malam," tambah dia.

Imam Kurniawan beralasan tidak tahu jam berapa tulisan itu diunggah dan kapan viralnya karena ia mengaku baru tahu setelah membuka ponsel pada malam hari.

Baca Juga: Sosok Kru KRI Nanggala-402 Gugur Sertu Eki Setiawan di Mata sang Ayah

Imam Kurniawan ditangkap karena komentar negatif di Facebook saat tragedi KRI Nanggala tenggelam.

Komentar kurang ajar netizen Imam Kurniawan soal KRI Nanggala 402 tenggelam. (Facebook)
Komentar kurang ajar netizen Imam Kurniawan soal KRI Nanggala 402 tenggelam. (Facebook)

“Aku enggak tahu sama sekali, enggak sadar. Dan aku posisinya pun langsung buka HP gitu kan, Bang. Ya udah langsung tuh tertera notifikasi aku tuh viral gini, jadi buronan, dan permintaan pertemanan itu banyak," kata Imam Kurniawan.

Imam Kurniawan mengaku sangat kaget setelah mendapat informasi bahwa ia menjadi buronan gara-gara unggahan yang tak ia ketahui tersebut.

“Aku tuh sesak, langsung kaget gitu kan, enggak tahu sama sekali. Capek, posisi capek, lelah,” bebernya.

“Pagi tuh ke ladang. HP posisi di rumah dalam pengecasan, aku enggak pernah bawa HP, enggak pernah sama sekali bawa HP," lanjutnya.

“Namanya kita kerja, mana mungkinlah ada waktu main HP ketika kerja di ladang. Kan mencangkul sehari-harinya aku."

Imam Kurniawan pun merasa menjadi korban. Namun, Imam Kurniawan tetap menyampaikan permintaan maafnya.

“Kalau misalnya, seumpama, kalau keluarga dari Bapak Polres ataupun orang yang saya maksud ini, walaupun bukan saya bikin postingan itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," ujar Imam Kurniawan.

Imam Kurniawan menyatakan siap bertanggung jawab dan menerima konsekuensi dari unggahan di akun Facebook miliknya.

“Tetapi saya berani, namanya kita Islam, diajarkan untuk berani maju di saat kita benar. Di saat kita salah, saya menerima salah. Tapi kalau saya benar, saya berani maju sampai kapan pun,” tegasnya.

Komentar Cabul Viral

Sebelumnya, dalam unggahannya belum lama ini, Imam Kurniawan menuliskan sesuatu yang meresahkan dan dianggap melecehkan keluarga besar TNI.

“Di saat kapal selammu tenggelam, di situ istrimu ku ew*,” tulisnya melalui Facebook, sebagaimana dikutip Terkini.id, Senin (26/4/2021) dari tangkapan layar yang ramai beredar.

Unggahannya tersebut seketika menarik perhatian banyak pihak hingga langsung viral di media sosial.

Akibatnya, ia pun dihujat beramai-ramai karena dinilai tidak peduli dengan musibah yang dialami keluarga TNI, khususnya kru KRI Nanggala-402.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI