Suara.com - Seorang siswi sekolah menengah di Malaysia menyuarakan keprihatinannya tentang lelucon pemerkosaan yang dilempar gurunya saat pelajaran berlangsung.
Menyadur Coconuts Senin (26/04), siswi di Kuala Selangor ini mengunggah video TikTok pada hari Jumat tentang guru olahraga yang menyarankan siswa 'harus memperkosa korban yang berusia di atas 18 tahun'.
Ain Husniza, 17, membuat keputusan besar saat mengunggah video itu. Di satu sisi, remaja ini membuat gurunya viral namun di sisi lain, ia mendapat ancaman dari siswa lain yang juga menuduh Ain mencemari citra sekolah.
"Pengalaman ini benar-benar baru bagi Ain tapi dia bersemangat dan bertekad meningkatkan kesadaran seputar masalah ini. Saya prihatin, tapi mudah-mudahan, semuanya akan baik-baik saja," ujar ayahnya, Saiful Nizam, 42.
Baca Juga: Guru Olahraga Ini Goda Murid Perempuan: Auramu Lebih Indah
Ancaman yang diapat Ain terekam dalam pesan audio yang berbunyi: "Aku akan memperkosamu dan kemudian mengirimmu ke Thailand." Ayahnya sudah melaporkan dua hal ini ke Polsek Saujana Utama kemarin.
Dalam video TikToknya, Ain mengatakan gurunya melempar lelucon cabul yang sudah dianggap melewati batas.
"Jika Anda ingin memperkosa seseorang, jangan memperkosa mereka yang berusia di bawah 18 tahun, perkosalah mereka yang berusia di atas 18 tahun."
Lelucon yang tidak menyenangkan diucapkan di depan anak laki-laki dan perempuan. Sementara para gadis tetap diam, para lelaki itu tertawa, menurut Ain.
"Dia bahkan bercanda tentang bagaimana anak laki-laki, jika diperkosa, tidak dilaporkan karena itu terasa nikmat bagi mereka."
Baca Juga: Bejat! Guru Olahraga di Jakbar Cabuli Siswinya Sendiri Selama 3 Tahun
Ain telah mengumpulkan dukungan online untuk menampilkan videonya. Lebih dari 50.000 tweet telah diposting dengan hashtag #MakeSchoolASaferPlace-nya.
Mantan menteri pendidikan Maszlee Malik juga menyuarakan dukungan untuk Ain. “Pemerkosaan bukanlah lelucon #MakeSchoolASaferPlace,” tweetnya . “Guru harus melindungi keselamatan siswa, alih-alih membuat mereka merasa tidak aman.”