Serobot Jalur Busway, Polisi Sita Mobil Mewah Porche Sebagai Barbuk

Senin, 26 April 2021 | 12:50 WIB
Serobot Jalur Busway, Polisi Sita Mobil Mewah Porche Sebagai Barbuk
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo. (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepolisian telah menangkap sosok perempuan berinsial AS (27), pengemudi mobil porche yang nekat menerobos jalur busway TransJakarta di Jalan Sultan Iskandar Muda, Gandaria, Jakarta Selatan. Terhadap yang bersangkutan, polisi melakukan penindakan berupa tilang dan menyita mobil mewah tersebut.

Selain ditiliang dengan menggunakan Pasal 287 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan, sosok AS juga diminta untuk membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya. Terkait penindakan berupa penyitaan kendaraan mewah itu, polisi punya jawaban tersendiri.

Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yugo mengatakan, penyidik yang mendalami kasus tersebut punya kewenangan dalam hal tersebut. Guna memberikan efek jera, maka yang dijadikan barang bukti adalah kendaraan mewah dengan nomor polisi B 2204 MA tersebut.

"Dalam hal ini pelanggaran ini kemudian melakukan tilang dengan penyitaan barang bukti adalah kendaraannya. Untuk memberikan efek jera kepada masyarakat, sampai proses sidang selesaikan," kata Sambodo di kantor Subdit Gakkum Polda Metro Jaya Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (26/4/2021).

Baca Juga: Sempat Dipersulit saat Dijemput, 2 Aktivis LBH Jakarta Akhirnya Dibebaskan

Sambodo mengatakan, kendaraan yang disita tersebut nantinya dapat diambil oleh sang pemilik. Tentunya, ada prosedur yang harus dilalui, salah satunya membayar denda tilang.

"Sudah bisa diambil (mobil). Tentu ada untuk pengambilang barang tilang ini ada syarat-syaratnya yang harus dipenuhi," sambungnya.

Pantauan Suara.com, mobil mewah itu kini berada di kantor Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Mobil berwarna putih itu tampak berada di halaman parkir kantor tersebut.

Penangkapan

Sambodo mengatakan, kejadian itu terjadi pada Minggu (18/4/2021) lalu pukul 14.57 WIB. Namun, kejadian yang sempat terekam itu baru viral tiga hari ke belakang.

Baca Juga: Dampingi Solidaritas Rakyat Sipil Myanmar, 2 Aktivis LBH Jakarta Ditangkap

Sambodo menyebut, mobil mewah berwarna putih itu terbukti melakukan pelanggaran rambu lalu lintas berupa melintas di jalur TransJakarta. Saat mobil itu hendak mudur, ternyata ada satu unit Bus TransJakarta dengan nomor polisi B 7040 TRS yang dikemudikan oleh Iskandar.

Selanjutnya, mobil tersebut tetap melaju di jalur TransJakarta dan menjadi viral di media sosial karena ada video saat kejadian. Atas hal tersebut, kepolisian langsung membentuk tim khusus untuk memburu sang pengemudi mobil mewah itu.

Sambodo mengatakan, pihaknya sempat kesulitan lantaran nomor polisi mobil tersebut tidak terlihat. Kata dia, tim khusus itu terdiri dari dua tim dengan bidang yang berbeda.

"Akhirnya saya bentuk dua tim, satu tim menelusuri data di TKP, satu tim menelusuri data di yangg ada di kami," sambungnya.

Sambodo menyebut, pihaknya turut menelusuri rekaman kamera pengawas yang ada di kabin bus TransJakarta yang dikemudikan oleh Iskandar. Tak hanya itu, pelacakan juga dilakukan merujuk pada kamera CCTV yang ada di halte TransJakarta dan database tilang elektronik alias e-TLE.

"Kemudian setelah memastian kendaraan yang terlibat B 2204 ma kemudian kami cocokan dengan data dari tim kedua yang melakukan pengecekan database ranmor yang ada di kami," beber dia.

Dari data tersebut, kepolisian langsung melacak alamat pemilik mobil dan mendatanginya pada Sabtu --tepat pada penangkapan. Tak hanya itu, penyitaan terhadap mobil mewah itu juga turut dilakukan.

"Melakukan penyitaan dan menyimpan kendaraan tersebut di Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya di Pancoran," tutur Sambodo.

Tak hanya itu, penyidik pun melakukan introgasi terhadap sang pemilik mobil. Sambodo mengatakan, semula ada sejumlah orang yang pernah mengemudikan mobil tersebut.

Setelah dilakukan pendamalan, maka diketahui yang mengemudikan mobil tersebut pada saat kejadian adalah AS. Yang bersangkutan adalah anak dari sang pemilik mobil.

Akibat ulahnya, AS dijerat Pasal 287 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan dengan pidana penjara paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI