Mayat Bergelimpangan di India dan Lahan Parkir Jadi Tempat Kremasi

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 26 April 2021 | 04:54 WIB
Mayat Bergelimpangan di India dan Lahan Parkir Jadi Tempat Kremasi
Kremasi korban meninggal akibat covid-19 di India. [Gagan Nayar/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tingkat kematian akibat virus corona (Covid-19) di India semakin tinggi. Salah seorang penduduk Delhi, Nitish Kumar, terpaksa menyimpan jenazah ibunya di rumah selama hampir dua hari ketika dia mencari ruang di krematorium kota.

Kumar mengkremasi ibunya, yang meninggal karena Covid-19, pada beberapa hari lalu di fasilitas kremasi massal darurat di tempat parkir yang bersebelahan dengan krematorium, di Seemapuri di timur laut Delhi.

"Saya berlari dari tiang ke tiang, tetapi setiap krematorium punya alasan ... ada yang mengatakan kehabisan kayu," kata Kumar, dilansir laman ABC, Senin (26/4/2021).

India melaporkan, penghitungan harian tertinggi kasus virus corona di dunia untuk hari kedua pada Jumat (23/4/2021), melampaui 330.000 kasus baru.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Balikpapan Tingkatkan Kewaspadan di Pelabuhan dan Bandara

Di Delhi, rumah sakit kehabisan pasokan oksigen medis dan peningkatan kasus setiap hari mencapai lebih dari 26.000.

"Kematian dalam 24 jam terakhir juga melonjak ke rekor 2.263," kata kementerian kesehatan.

Orang-orang yang kehilangan orang yang dicintai di ibu kota India, tempat 306 orang meninggal karena Covid-19 dalam 24 jam terakhir, beralih ke fasilitas darurat yang melakukan penguburan massal dan kremasi.

Foto udara menunjukkan tumpukan kayu pemakaman hanya berjarak beberapa meter di krematorium terbuka yang penuh sesak dan mayat terbakar di atas tumpukan kayu di tempat parkir.

Jitender Singh Shunty yang menjalankan layanan medis nirlaba, Shaheed Bhagat Singh Sewa Dal, mengatakan hingga Kamis sore, 60 jenazah telah dikremasi di fasilitas darurat di tempat parkir dan 15 lainnya direncanakan.

Baca Juga: Virus Corona di India Makin Parah, Tembus 300 Ribu Kasus Baru Sehari

"Tak seorang pun di Delhi akan pernah menyaksikan pemandangan seperti itu," kata Shunty dengan air mata berlinang.

Shunty, yang mengenakan alat pelindung dan sorban kuning cerah, mengatakan tahun lalu selama puncak gelombang pertama jumlah maksimum jenazah yang dia bantu kremasi dalam satu hari adalah 18, sementara rata-rata delapan hingga 10 sehari.

"Pada hari Selasa, 78 jenazah dikremasi di satu tempat itu saja," katanya.

Kumar mengatakan ketika ibunya, seorang petugas kesehatan pemerintah, dinyatakan positif 10 hari yang lalu, pihak berwenang tidak dapat menemukan tempat tidur rumah sakit untuknya.

"Pemerintah tidak melakukan apa-apa. Hanya kamu yang bisa menyelamatkan keluargamu. Kamu sendirian," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI