Alasan Awak Kapal Tidak Keluar dari Kapal Selam yang Tenggelam

Dany Garjito Suara.Com
Minggu, 25 April 2021 | 16:41 WIB
Alasan Awak Kapal Tidak Keluar dari Kapal Selam yang Tenggelam
Kapal Selam KRI Nanggala-402 saat tengah bersandar di pelabuhan Indah Kiat di Merak, Banten. [Antara/Asep Fathulrahman]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar menyedihkan datang dari lautan Indonesia pada hari Rabu, 21 April 2021 lalu. Saat itu diberitakan bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami hilang kontak saat sedang menjalani latihan di perairan Bali.

Kapal yang membawa 53 personil TNI AL itu diduga oleh Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto kehilangan kontak tidak lama setelah diberi izin menyelam dan diperkirakan sedang berada di kedalaman 700 meter di bawah permukaan air.

Kapal selam berusia 44 tahun itu dilengkapi dengan cadangan oksigen yang hanya dapat bertahan selama 72 jam. Meski begitu sampai saat ini pencarian masih terus dilakukan untuk mengevakuasi 53 awal kapal beserta kapal itu sendiri.

Salah satu hal yang kemudian banyak dipertanyakan di media sosial adalah mengapa para awak kapal selam tidak keluar dari pintu emergency dan keluar untuk menyelamatkan dirinya sendiri? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Asal Nama Nanggala di KRI Nanggala 402

Pertama, perlu diketahui bahwa pintu darurat yang ada di kapal selam tidak bisa dibuka dengan leluasa karena telah dirancang jauh lebih rumit supaya tidak bisa dimasuki air laut. Sebagai pengganti, telah tersedia compartment penyelamat di mana bagian tersebut tidak bisa dimasuki air karena memiliki sistem isolasi walau bagian kapal lain telah bocor.

Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. [Antara/M Risyal Hidayat]
Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. [Antara/M Risyal Hidayat]

Tekanan Hidrostatis Air Laut

Jika awal kapal memutuskan keluar di kedalaman 700 meter, maka air akan memenuhi ruang kosong kapal hanya dalam hitungan detik. Jika dalam kedalaman rendah, awak kapal masih mungkin menahan tekanan air yang masuk dan berenang ke luar.

Namun perlu diketahui bahwa tekanan air akan meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter. Maka, jika tekanan di udara adalah 1 atm, tekanan di kedalaman 700 meter akan berada di angka 70 atm. Sementara manusia hanya bisa bertahan pada sekitar 3 sampai 4 atm.

Sehingga berenang dalam kedalaman 700 meter dinilai mustahil bagi manusia karena tekanannya akan sama seperti diinjak 100 ekor gajah di kepala.

Baca Juga: Wira Ananta Rudira Arti Semboyan Korps Kapal Selam RI yang Trending Twitter

Selain itu, dalam hitungan detik gendang telinga juga akan pecah. Begitu juga dengan paru-paru yang termampatkan dan menyebabkan sakit yang luar biasa sebelum akhirnya pecah. Hal itu akan terus berlanjut hingga pembuluh darah dan organ di seluruh tubuh yang hancur.

Sehingga membuka pintu kapal selam dan berenang ke luar di kedalaman 700 meter merupakan hal mustahil untuk dilakukan.

Penyelamatan Eksternal

Sampai saat ini, penyelamatan eksternal (bantuan tim penyelamat) masih menjadi jalan keluar yang dinilai paling baik untuk menyelamatkan kapal selam KRI Nanggala-402.

Meski pada pemberitaan terakhir, KRI Nanggala-402 sudah dinyatakan tenggelam di kedalaman 850 meter, sampai saat ini pemerintah beserta pihak-pihak yang membantu masih terus berupaya menyelamatkan KRI Nanggala-402 beserta 53 personil di dalamnya. 

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI