Suara.com - Mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402 Laksamana Muda TNI (Purn) Frans Wuwung menyampaikan analisis mengenai kondisi KRI Nanggala-402 sebelum dinyatakan hilang kontak di perairan Bali bagian utara.
“Pertama, karena black out itu. Akibat itu maka power hilang. Dan itu terjadi ketika kapal menyelam ke bawah,” ujar Frans dalam laporan Beritajatim.
Frans menjelaskan, ketika terjadi black out, ada sesuatu yang terjadi dengan ABK kapal selam. “Karena, kalau tidak ada something, maka harusnya penyebab black out itu bisa diatasi dengan segera,” kata Frans.
Menyangkut kelaikan KRI Nanggala-402 sebelum dioperasikan, Frans meyakini sangat layak operasi.
Baca Juga: Diduga Kru Nanggala-402 yang Hilang, Gunadi Tinggalkan Istri Tengah Hamil
“Itu apalagi mau dipakai operasi. Pasti sudah dicek seluruh komponen-komponennya,” kata dia.
“Jadi tidak mungkin kalau ini akibat ada air laut yang masuk karena kebocoran. Kan itu baru aja menyelamnya. Kecil sekali kemungkinan itu. Hampir tidak mungkin terjadi."
KRI Nanggala-402 melakukan penyelaman sekitar pukul 03.00 WITA, Rabu (21/4/2021), untuk melakukan latihan peluncuran torpedo nomor 8.
Komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala-402 berlangsung pada pukul 04.25 WITA, yaitu saat komandan gugus tugas latihan akan memberi otorisasi penembakan torpedo.
Dalam konferensi pers, Kamis (22/4/2021), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan kapal selam KRI Nanggala-402 masih layak beroperasi sehingga diikutsertakan dalam Gugus Tugas Penembakan Senjata Strategis TNI AL.
Baca Juga: Roy Suryo Buka Suara Soal Samakan Hilangnya KRI Nanggala dan Harun Masiku
"Untuk kelaikan juga sertifikat kelaikan masih tanggal 25 Maret tahun 2022 atau laik melaksanakan kegiatan operasi," kata Hadi.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengatakan KRI Nanggala-402 dalam kondisi baik secara personel maupun material sehingga dilibatkan dalam Gugus Tugas Penembakan Senjata Strategis TNI AL.
Dia memastikan lagi, kapal selam buatan Jerman tersebut sudah mendapatkan sertifikat kelaikan dari Dislaik Matra TNI AL.
KRI Nanggala-402 dibuat tahun 1977 dan diterima TNI AL pada 1981. Selama dioperasikan, KRI Nanggala-402 pernah menembakkan torpedo kepala latihan sebanyak 15 kali dan menembakkan torpedo kepala perang sebanyak dua kali. Sasarannya tembaknya eks KRI dan dua-duanya tenggelam.
"Jadi KRI Nanggala dalam kondisi siap tempur sehingga kita kirim libatkan untuk menembakkan torpedo kepala latihan dan kepala perang."