Regulator: Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca Bertambah Jadi 168 Kasus

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 23 April 2021 | 15:21 WIB
Regulator: Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca Bertambah Jadi 168 Kasus
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Regulator obat Inggris MHRA pada Kamis (22/4/2021) mengatakan terdapat 168 kasus pembekuan darah setelah disuntikkan vaksin COVID-19 AstraZeneca, dengan tingkat 7,9 kasus per juta dosis.

Angka itu naik dari 100 kasus pekan lalu, ketika insiden kasus keseluruhan yakni 4,9 per juta dosis.

Vaksin AstraZeneca dalam pemeriksaan setelah muncul kasus pembekuan darah sangat langka dan sejumlah negara, termasuk Inggris, mengimbau agar hanya orang di atas usia tertentu yang mendapatkan vaksin AstraZeneca.

Adam Finn, Profesor Pediatri di Bristol University, mengatakan lonjakan kasus yang dilaporkan diperkirakan terjadi.

Baca Juga: Kekurangan Vaksin, India Datangkan Vaksin Johnson & Johnson

"Kasus ini dilaporkan secara cepat dan akurat, tetapi terdapat pula kasus yang sebelumnya terjadi kini dikenali dan dilaporkan," katanya.

"Saya berharap jumlah sebenarnya dari kasus per juta dosis vaksin bakal segera jelas setelah laporan ini stabil, tetapi sudah jelas bahwa ini akan tetap menjadi peristiwa yang sangat langka."

Sebanyak 21,2 juta dosis pertama vaksin AstraZeneca telah disuntikkan pada program vaksinasi Inggris, dengan semua kecuali satu dari laporan efek samping terjadi setelah dosis pertama.

Tercatat total 32 laporan kematian akibat pembekuan darah, dibanding 22 laporan pekan lalu. Namun, tingkat kematian akibat pembekuan darah turun dari 22 menjadi 19 persen.

Inggris mengimbau agar penerima vaksin di bawah usia 30-an menerima vaksin lain selain AstraZeneca-Oxford, setelah regulator medis MHRA menemukan bukti adanya kaitan pembekuan darah langka dengan kadar trombosit rendah.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Diduga Picu Herpes Zoster, Begini Gejalanya

Pejabat menekankan bahwa efek samping "begitu" langka dan mengimbau agar sebagian besar masyarakat tetap disuntik vaksin AstraZeneca. Preferensi bagi orang berusia di bawah 30 tahun untuk mendapatkan suntikan lain, didasarkan pada risiko rendah infeksi COVID-19 pada kelompok usia itu, dikombinasikan dengan prevalensi infeksi yang rendah di Inggris.

Kondisi itu berbeda dengan sejumlah negara Eropa seperti Prancis, yang memutuskan untuk membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca pada mereka yang berusia di atas 55 tahun.

"Menurut tinjauan yang berlangsung saat ini, imbauan tetap bahwa manfaat vaksin lebih besar ketimbang risikonya pada sebagian besar orang," kata MRHA, Kamis, menegaskan lagi imbauan untuk vaksin tersebut. [Reuters/Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI