KRI Nanggala-402 Hilang, Pentagon AS Kirim Armada Udara Bantu Pencarian

Jum'at, 23 April 2021 | 13:29 WIB
KRI Nanggala-402 Hilang, Pentagon AS Kirim Armada Udara Bantu Pencarian
Kapal selam KRI Nanggala-402 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017). [Antara/Syaiful Arif]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengungkapkan keprihatinan atas tragedi hilangnya kapal selam RI Nanggala-402 di perairan Bali, Rabu (21/4) pekan ini.

Pentagon berjanji mengirimkan armada udara untuk membantu pencarian kapal selam tersebut.

"Kami sangat sedih atas berita kapal selam Indonesia yang hilang, dan pikiran kami tertuju pada para pelaut Indonesia dan keluarganya," kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataan Kamis malam, disadur dari Bussines Insider Jumat (23/4/2021).

"Atas undangan pemerintah Indonesia, kami mengirimkan aset udara kami untuk membantu pencarian kapal selam yang hilang tersebut."

Baca Juga: Roy Suryo Samakan KRI Nanggala dan Harun Masiku, Addie MS: Tega Banget!

John Kirby menambahkan, Menteri Pertahanan Lloyd Austin berencana bertemu pemerintah Indonesia pada Jumat (23/4) hari ini.

"Pertemuan itu untuk membahas bagaimana Amerika Serikat dapat membantu."

KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang saat latihan penembakan terpedo. Dalam kapal tersebut, terdapat 53 personel TNI AL. Kapal selam buatan Jerman tersebut hilang di sekitar pulau Bali.

Angkatan Laut Indonesia meyakini kapal selam seberat 1.400 ton itu mungkin berada di kedalaman sekitar 2.000 kaki.

Bryan Clark, mantan perwira kapal selam Angkatan Laut AS dan pakar pertahanan di Institut Hudson, mengatakan kepada Bussines Insider bahwa "jika kapal selam diesel kecil seperti milik Indonesia di kedalaman 2.000 kaki, itu tidak mungkin bertahan."

Baca Juga: Kapal Selam Nanggala-402 Disebut Dalam Posisi Diam Tanpa Suara

Sebabnya, kata Bryan Clark, kapal itu berada di ke dalaman melebihi kapasitas maksimum.

Pencarian kapal selam tersebut berpacu dengan waktu, mengingat stok oksigennya hanya sampai Sabtu (24/4) dini hari nanti.

AS bukan satu-satunya negara yang menawarkan bantuan. Singapura dan Australia telah mengirimkan bantuan.

Menyusul kemudian Prancis, Jerman, Rusia, Turki, Korea Selatan, dan India juga menawarkan bantuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI