KRI Rimau Deteksi Satu Titik Magnet Cukup Kuat di Perairan Bali

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 23 April 2021 | 12:18 WIB
KRI Rimau Deteksi Satu Titik Magnet Cukup Kuat di Perairan Bali
ILUSTRASI: KRI Karel Satsuitubun 356 bersiap sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/4/2021). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Achmad Riad menyampaikan KRI Rimau telah mendeteksi satu titik magnet cukup kuat di wilayah pencarian, yaitu di perairan utara Pulau Bali, dan petugas akan mengejar dan menindaklanjuti temuan tersebut.

"Ada satu titik magnet yang cukup kuat, mudah-mudahan itu tidak berubah dan akan dikejar. Mudah-mudahan itu menjadi titik terang," kata Achmad Riad dalam jumpa pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (23/4/2021), terkait perkembangan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4) di perairan utara Bali.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono sebelumnya pada Kamis (22/4) menyebut KRI Rimau menemukan titik-titik magnet berkekuatan cukup tinggi pada kedalaman kurang lebih 50-100 meter dalam kondisi melayang.

Temuan dari KRI Rimau, rencananya juga ditindaklanjuti oleh KRI Rigel, yang kemungkinan akan tiba di lokasi pencarian pada Jumat siang atau sore, kata Riad.

Baca Juga: KRI Nanggala Aslinya Tipe U-209, Kapal Selam Non-nuklir Terlaris

Ia menerangkan sejauh ini wilayah pencarian KRI Nanggala-402 masih terkonsentrasi di perairan utara Bali.

"Wilayahnya masih 65 mil dari perairan utara Bali," kata Riad.

Proses pencarian yang berlangsung sejak beberapa hari lalu telah mendapatkan beberapa petunjuk, di antaranya tumpahan bahan bakar minyak, yang diduga berasal dari KRI Nanggala-402.

Riad mengatakan petugas akan berusaha memaksimalkan pencarian, terutama pada hari ini, menggunakan seluruh kapal milik TNI yang memiliki kemampuan deteksi bawah laut menggunakan sonar.

Pasalnya, kemampuan oksigen di KRI Nanggala-402 diperkirakan hanya akan tersedia sampai 72 jam atau kurang lebih tiga hari dalam keadaan mati total (blackout). Kapal itu telah hilang kontak pada pukul 03.00 WITA, sehingga oksigen kemungkinan tersedia sampai pukul 03.00 WITA, Sabtu.

Baca Juga: Roy Suryo Samakan KRI Nanggala dan Harun Masiku, Addie MS: Tega Banget!

Setidaknya ada 21 kapal milik TNI yang telah dikerahkan untuk mencari KRI Nanggala-402, termasuk di antara kapal selam KRI Alugoro.

Terkait itu, Riad mengatakan TNI juga menerima bantuan empat kapal dari kepolisian, serta beberapa kapal dan peralatan dari negara-negara sahabat, di antaranya Malaysia, Singapura, India, dan Australia.

"Semua bantuan akan kita terima. Prosesnya akan dipercepat karena waktu yang kita kejar," kata Riad. Ia menambahkan proses penerimaan bantuan itu akan dikoordinasikan oleh asisten intelijen panglima TNI dan asisten intelijen kepala staf Angkatan Laut.

KRI Nanggala-402 melakukan penyelaman sekitar pukul 03.00 WITA hari Rabu, untuk melakukan latihan peluncuran torpedo nomor 8. Komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala-402 berlangsung pada pukul 04.25 WITA, yaitu saat komandan gugus tugas latihan akan memberi otorisasi penembakan torpedo. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI