Suara.com - Rusia berencana menarik pasukan militernya dari perbatasan Ukraina mulai Jumat. Menteri Pertahanan, Sergei Shoigu mengumumkan pada hari Kamis.
Menyadur The Moscow Times Jumat (23/04), keputusan ini dibuat setelah Rusia mengumpulkan sekitar 100 ribu tentara di perbatasan dan menimbulkan kekahawatiran baru tentang bentrokan.
Berbicara selama latihan kesiapan cepat di Krimea, Shoigu memerintahkan staf umum angkatan bersenjata, kepala militer dan pasukan udara untuk kembali ke pangkalan dari perbatasan Rusia-Ukraina dan Krimea mulai 23 April.
"Saya yakin bahwa tujuan pemeriksaan cepat telah tercapai sepenuhnya," kata Shoigu mengutip Interfax. Pasukan menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan negara dengan andal.
Baca Juga: Hubungan Memanas, Rusia Usir 10 Diplomat AS
"Dalam hal ini, saya telah memutuskan untuk menyelesaikan tinjauan distrik militer Selatan dan Barat," tambahnya.
Shoigu memerintahkan pasukan darat untuk kembali ke pangkalan mereka di Vladikavkaz dan Novosibirsk, serta unit udara ke wilayah Pskov, Ivanovo dan Krasnodar, pada 1 Mei.
Kepala militer juga diminta untuk "menganalisis inspeksi cepat di semua tingkat manajemen dan menyusun rencana untuk menghilangkan kekurangan," menurut Interfax.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di garis depan perang di tengah meningkatnya ketegangan antara dua negara.
"Saya siap melangkah lebih jauh dan mengundang Anda untuk bertemu di bagian mana pun di Donbass Ukraina di mana perang sedang berlangsung," kata Zelenskiy, menyadur DW Rabu (21/04).
Baca Juga: Tinggalkan ISS, Rusia Akan Buat Stasiun Luar Angkasa Sendiri
Zelenskiy mengatakan Ukraina ingin mengakhiri konflik melalui diplomasi. Meski begitu, pihaknya juga siap untuk mempertahankan diri jika diserang.
"Apakah Ukraina menginginkan perang? Tidak. Tapi apakah Ukraina siap untuk perang? Ya," ujar presiden yang terpilih tahun 2019 dengan janji mengakhiri konflik ini.