Suara.com - The Canberra Liberals mengusulkan perubahan undang-undang persetujuan seksual untuk melarang praktik yang dikenal sebagai 'stealthing' atau melepas kondom secara diam-diam atau tanpa persetujuan saat bercinta.
Menyadur ABC News Jumat (23/4/2021), ini dianggap berbahaya bagi kesehatan fisik juga mental, termasuk penularan infeksi dan penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak direncanakan, depresi, kecemasan dan stres pasca-trauma.
Pemimpin Oposisi yang mengajukan RUU, Elizabeth Lee mengatakan stealthing adalah hal mengerikan yang bisa saja dilakukan pada semua orang, baik wanita atau pria.
"Ini benar-benar mengikis kepercayaan seseorang pada saat-saat paling rentan. Itu adalah pelanggaran martabat dan otonomi."
Baca Juga: Dokter Cabuli Pasien Wanita di Batam, Kondom hingga Pelumas Disita
Pada awal bulan, seorang pria di Selandia Baru dihukum setelah dia melepas kondom saat berhubungan seks tanpa persetujuan wanita. Hal ini bisa dijadikan rujukan untuk hukum baru di negara tersebut tentang penggunaan kondom.
"RUU ini tentang membuat hukum kami lebih jelas, komunitas kami lebih aman, dan membuat suara kami keras dan jelas bahwa tidak ada artinya tidak."
Studi Universitas Monash terhadap lebih dari 2.000 orang pada tahun 2018 menyebutkan satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria yang berhubungan seks dengan pria yang melakukan stealthing.
Pemerintah ACT melihat praktik tersebut sudah ilegal berdasarkan undang-undang yang ada, namun Jaksa Agung Shane Rattenbury mengatakan hal ini harus dikuatkan secara hukum.
"Respons peradilan pidana yang kuat dan jelas terhadap pelanggaran seksual adalah penting, tidak hanya bagi korban dan penyintas tetapi juga seluruh komunitas," kata Rattenbury.
Baca Juga: Salah Kaprah Penggunaan Kondom Beraroma dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lain
"Sederhananya, stealthing adalah pemerkosaan."