Suara.com - Menanggapi hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) berkolaborasi untuk memperluas ruang lingkup dan sasaran untuk program-program beasiswa LPDP.
Kolaborasi ini dilakukan guna menghadapi perubahan teknologi, sosial, dan lingkungan yang sedang terjadi secara global, sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan harus memiliki kompetensi global dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sebagaimana tertuang dalam profil Pelajar Pancasila.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menyebut sinergi Kemendikbud dan LPDP ini makin memperkuat tujuan bersama sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait mencapai SDM unggul.
"Bersama dengan program S2 dan S3 yang sudah terlaksana dengan baik, kita akan buat proses seleksinya lebih sederhana, lalu kita tambahkan lagi program-program Kampus Merdeka untuk mahasiswa, beasiswa pendidikan dan magang untuk dosen, beasiswa untuk guru, beasiswa untuk mahasiswa, guru, dan dosen di program vokasi, beasiswa untuk adik-adik di bangku SMA, serta beasiswa untuk pelaku budaya,” jelas Nadiem yang disampaikan dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode 10: Perluasan Program Beasiswa LPDP, Kamis (22/4/2021).
Baca Juga: Kemendikbud Serahkan Soal CPNS 2021 ke Panitia Seleksi Nasional KemenPAN-RB
Itu berarti, sambung Nadiem, tak cuma menambah variasi program, namun juga memperluas sasaran program ke guru dan tenaga pendidikan, serta pelaku budaya di tanah air yang menjadi ujung tombak dalam memajukan dan menyejahterakan masyarakat Indonesia, terutama di kancah dunia.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam kesempatan yang sama juga mendukung program-program yang diluncurkan Kemendikbud dan Kementerian Agama (Kemenag) dalam rangka membangun kualitas SDM Indonesia yang unggul.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut Merdeka Belajar 10 ini merupakan kolaborasi yang sangat baik antara Kemendikbud dengan Kemenkeu sebagai pengelola Badan Layanan Umum (BLU) dana abadi khususnya di bidang pendidikan.
“Efektifitas dari belanja anggaran pendidikan sangat tergantung kualitas dari programnya,” kata Sri Mulyani.
Alokasi dana abadi pendidikan digunakan untuk membiayai beasiswa baik yang sifatnya regular, afirmasi maupun ASN/TNI/Polri. Sri Mulyani bilang, kebijakan dana abadi tumbuh dari pemikiran untuk menciptakan dana yang bermanfaat antar generasi.
Baca Juga: Tingkatkan Kompetensi TIK Guru, Kemendikbud Luncurkan Bimtek Pembatik 2021
“Kita berharap Kemendikbud dan Kemenag memikirkan desain dari penggunaan dana ini yang bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan tidak terburu-buru untuk dihabiskan pada satu tahun anggaran,” jelasnya.
“LPDP sudah mengalokasikan dana abadinya sebesar Rp70,1 triliun. Dari jumlah tersebut, terdapat dana abadi pendidikan sebesar Rp61,1 triliun, dana abadi pendidikan penelitian sebesar Rp4,99 triliun, dana abadi untuk perguruan tinggi sebesar Rp3 trilliun, dan dana abadi untuk kebudayaan Rp1 triliun,” sambungnya.
Kemenkeu melalui BLU, berharap pemanfaatan hasil investasi dari dana abadi ini bisa memberikan dukungan yang fleksibel dan efektif bagi program yang didesain oleh Kemendikbud, Kemenag maupun kementerian lain yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan penelitian.
Terkait dengan perluasan cakupan capaian LPDP, Sri Mulyani menyatakan dukungannya dan menekankan bahwa fokus Kemenkeu adalah mendukung program yang paling dibutuhkan anak didik, menjaga tata kelola, dan meyakinkan bahwa belanja-belanja ini memberikan dampak terbaik.
“Monitoring dan evaluasi menjadi sangat penting, kami mendukung pengelolaan dana LPDP yang berhati-hati dan bertanggung jawab mengingat dana abadi ini sifatnya antar generasi untuk dapat dimanfaatkan generasi Indonesia yang akan datang,” ucapnya.
Kemendikbud terus berkomitmen untuk mengatasi ketimpangan kualitas pendidikan antar daerah. Lebih lanjut, Nadiem mengungkapkan ketimpangan terjadi dikarenakan distribusi kualitas pendidikan yang kurang merata di sejumlah wilayah, salah satunya mencakup kompetensi pendidik.
Sebelumnya, sudah ada pula beberapa program kolaborasi antara Kemendikbud dan LPDP, yaitu beasiswa afirmasi, beasiswa targeted, dan beasiswa umum. Tahun 2021 ini, kedua belah pihak bekerja sama mengusung sederet program baru seperti Kampus Merdeka, program untuk dosen dan tenaga kependidikan, program untuk guru dan tenaga kependidikan, program vokasi, program prestasi, serta beasiswa kebudayaan.
Kebijakan program beasiswa LPDP yang sudah tersedia selama ini, kata Nadiem, dirancang ulang agar proses seleksinya menjadi lebih sederhana. “Beberapa arah kebijakan baru dalam program-program di tahun 2021 salah satunya adalah bagaimana penerima manfaat beasiswa dapat menjalankan pendidikan bergelar S1, S2, S3 dan program non-gelar yang lebih berkualitas berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Direktur Utama LPDP, Andin Hadiyanto berharap dengan perluasan program ini setiap rupiah yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi lebih banyak orang. Menurutnya, program ini merupakan komitmen pihaknya agar LPDP dapat lebih dinikmati masyarakat secara luas dan inklusif. Selaras dengan upaya dalam menjalankan program Nawacita terkait pembangunan SDM yang unggul dan maju.
“Kami akan terus bekerja sama agar semakin optimal dana yang dapat dimanfaatkan bagi berbagai kementerian dan Lembaga terkait. LPDP terus mencari cara-cara kretaif dan inovatif demi pemanfaatan dana bagi pembangunan SDM unggul di Indonesia,” papar Andin.
Ada empat program Kampus Merdeka yang didukung LPDP di tahun 2021, yaitu Kampus Mengajar, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (microcredentials), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), serta Pertukaran Mahasiswa Merdeka. “Program ini akan dimulai pada bulan Agustus/September 2021,” imbuh Nadiem.
Dalam Kampus Mengajar, Kemendikbud mengajak mahasiswa untuk menjadi agen perubahan pendidikan dengan mengajar di berbagai SMP terpilih. Mahasiswa membantu pembelajaran literasi dan numerasi untuk pelajar SMP selama satu semester dengan tujuan peningkatan skor Programme for International Student Assessment (PISA).
Sedangkan untuk Magang dan Studi Independen Bersertifikat (microcredentials), jelas Andin, biaya hidup dan jaminan SKS diberikan untuk mahasiswa yang berhasil diterima magang di program dan organisasi kelas dunia yang diakui Kemendikbud selama 1 sampai 2 semester penuh. Mahasiswa akan terlibat dalam pemecahan masalah dan isu nyata, mendapat bimbingan secara full time, serta imersif dan disertai sertifikat industri.
“Uang saku dan biaya hidup selama magang disubsidi oleh Kemendikbud,” lanjutnya.
Beasiswa mobilitas internasional Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) diberikan kepada mahasiswa S1 yang belajar 1 sampai 2 semester di perguruan tinggi luar negeri terpilih. Mahasiswa dapat memilih beberapa jenis kegiatan. Seperti student exchanges selama satu semester yang berjumlah 10 hingga 20 SKS, visiting student programme selama satu semester yang berjumlah 10 hingga 20 SKS, atau short courses di bawah 1 semester dengan jumlah SKS variatif.
Program lainnya dari Kampus Merdeka yang didukung LPDP yakni Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Program ini, memberikan beasiswa untuk mahasiswa yang melakukan pertukaran ke perguruan tinggi lain di dalam negeri selama satu semester.
Adapun tujuannya adalah untuk saling mengenalkan antara satu daerah dengan daerah lainnya guna mempelajari keragaman kebudayaan Indonesia, serta mendorong penguatan dan perluasan kompetensi akademik mahasiswa.
LPDP juga terlibat dalam pengembangan program yang ditujukan bagi dosen dan tenaga kependidikan. Di antaranya adalah beasiswa dosen regular S2 dan S3, riset keilmuan, serta magang di industri dan di perguruan tinggi. Selain itu, ada pula program yang ditujukan bagi guru dan tenaga kependidikan, seperti beasiswa S2 guru untuk berkuliah di perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri, sertifikasi guru (microcredentials), serta beasiswa S3 bagi guru untuk berkuliah di perguruan tinggi di dalam negeri.
Pengembangan program vokasi juga semakin diperluas, antara lain magang di industri untuk guru SMK; beasiswa S1 untuk guru SMK; praktik kerja lapangan untuk siswa SMK; beasiswa kegiatan dosen vokasi di luar kampus; sertifikasi, magang, dan pelatihan dosen dan tenaga kependidikan vokasi; beasiswa dosen vokasi S2 dan S3 di dalam dan luar negeri; serta penguatan riset dan riset-riset keilmuan dosen vokasi.
Sedangkan untuk siswa SMA berprestasi, program yang ditawarkan adalah beasiswa S1 penuh untuk siswa berprestasi dan siswa nonprestasi yang diterima di perguruan tinggi terbaik dunia. Serta beasiswa S2 bagi mahasiswa berprestasi yang berkuliah di perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
Lalu untuk pertama kalinya, program ini juga memberikan beasiswa kebudayaan bagi para pelaku budaya dan seni tanah air, yaitu beasiswa S1 kebudayaan di dalam negeri, serta beasiswa S2 dan kebudayaan di dalam maupun luar negeri.
Kriteria Perguruan Tinggi Tujuan dan Proses untuk Program Beasiswa Dipertajam
Guna menjamin kualitas pembelajaran penerima beasiswa, kriteria dan metodologi seleksi perguruan tinggi tujuan untuk semua program beasiswa akan dibuat lebih terstruktur dan dipertajam untuk menjamin kualitas pembelajaran penerima beasiswa.
Selanjutnya, daftar universitas tujuan dibuat secara sistematis, seperti agregasi dari tiga ranking terbaik dunia (QS, Times Higher, ARWU/Shanghai Ranking), universitas terbaik di negara terpilih, dan program studi terbaik per topik (by subject). Kemudian, pendaftar dengan Letter of Acceptance (LoA) unconditional yang sudah diterima di kampus tujuan akan dipermudah prosesnya. Bagi pendaftar yang belum punya LoA akan dibantu proses pendaftarannya.
Untuk informasi detail tentang setiap program dan pendaftaran, masyarakat dapat mengunjungi laman beasiswa LPDP melalui tautan https://beasiswalpdp.kemenkeu.go.id/ atau laman Kemendikbud melalui tautan https://beasiswa.kemdikbud.go.id/. Semua program akan dibuka untuk pendaftaran tanggal 2 Mei 2021. Pertanyaan seputar program dapat disampaikan melalui [email protected].