Suara.com - Pemerintah telah menerbitkan aturan pengetatan selama masa mudik lebaran tahun ini. Namun selama pemberlakuan masa pengetatan mudik, belum akan diadakan penyekatan di perbatasan Jabodetabek.
Seperti tahun lalu ketika pemberlakuan Surat Izin Keluar-Masuk (SIKM), petugas kepolisian, TNI, dan Pemprov DKI melakukan penyekatan di perbatasan untuk menghalau pemudik yang tak memiliki SIKM.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan posko penyekatan itu baru difungsikan saat masa larangan mudik 6 Mei sampai 17 Mei 2021.
"Nggak ada (posko penyekatan), hanya pengetatan saja," ujar Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (22/4/2021).
Masa pengetatan mudik dibagi ke dua periode, yakni pada 22 April hingga 5 Mei dan 18 Mei sampai 24 Mei 2021. Bagi masyarakat yang ingin bepergian menggunakan kendaraan pribadi pun bebas keluar kota Jakarta selama dua periode itu.
Syafrin menjelaskan, selama masa pengetatan mudik, untuk melakukan perjalanan luar Jabodetabek hanya perlu membawa hasil tes Covid-19. Bisa menggunakan rapid antigen, genose, maupun PCR.
"Sebelumnya masa berlakunya bisa sampai 3x24 jam, maka pada periode waktu itu berlaku hanya 1x24 jam sebelum perjalanan," jelasnya.
Selain itu, regulasi pada pengetatan mudik itu hanya berlaku bagi penumpang moda transportasi udara, laut, dan kereta api.
"Sementara untuk perjalanan darat itu sifatnya bukan mandatory. Jadi di terminal kami hanya melakukan pengecekan suhu terhadap pelaku perjalanan," tuturnya.
Baca Juga: INFOGRAFIS : Satgas Revisi Aturan Larangan Mudik
Jika nantinya didapati pelaku perjalanan darat memiliki suhu tinggi, maka akan diminta untuk menjalani tes lebih lanjut.