Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta seluruh operator seluler untuk memperkuat jaringan selama ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah nanti, untuk mencegah silaturahmi tatap muka.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah mencegah masyarakat mudik di tengah pandemi yang belum terkendali.
"Pemerintah meminta kepada seluruh operator telekomunikasi untuk menyediakan layanan komunikasi yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat yang ingin bersilaturahmi cara virtual dapat melakukannya dengan baik," kata Wiku dalam jumpa pers virtual, Kamis (22/4/2021).
Wiku memahami bahwa mudik merupakan sebuah tradisi yang sudah sangat melekat dalam kebudayaan masyarakat Indonesia dan menjadi momentum saling bermaaf-maafan dengan keluarga, khususnya kepada orang tua. Namun, masyarakat perlu memahami bahwa mudik di tengah kondisi pandemi saat ini sangat membahayakan para lansia.
"Penting untuk diingat, lansia merupakan populasi yang mendominasi kematian akibat Covid 19 di Indonesia dengan persentase 48,3 persen," ujarnya.
Selain itu, Satgas juga sudah merevisi masa berlaku aturan pelarangan jelang mudik lebaran dari sebelumnya hanya 10 hari menjadi satu bulan, dari 22 April sampai 24 Mei 2021.
Berikut perubahan aturan SE Satgas terkait larangan mudik lebaran:
A. Setiap pelaku perjalanan dalam negeri selama H-14 peniadaan mudik (22 April - 5 Mei 2021) dan H+7 peniadaan mudik (18 - 24 Mei 2021) wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Penumpang pesawat domestik dan kereta api; wajib menunjukkan surat negatif Covid-19 melalui tes swab PCR atau rapid tes antigen yang berlaku 1x24 jam, atau hasil negatif tes GeNose C19 secara langsung di Bandara atau Stasiun sebelum keberangkatan, serta mengisi e-HAC Indonesia.
Baca Juga: Satgas Revisi Aturan Larangan Mudik, Pengetatan Dimulai 22 April - 24 Mei
2. Penumpang transportasi laut dan penyeberangan laut; wajib menunjukkan surat negatif Covid-19 melalui tes swab PCR atau rapid tes antigen yang berlaku 1x24 jam, atau hasil negatif tes GeNose secara langsung di Bandara sebelum keberangkatan, serta mengisi e-HAC Indonesia.