Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mendatangi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta Pusat setelah ramai polemik hilangnya nama pendiri NU, Hadratus Syekh Hasyim Asyari dari Kamus Sejarah Indonesia.
Nadiem datang bersama Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid dan diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj di Gedung PBNU pada Kamis (22/4/2021) pukul 14.30 WIB.
15 menit berselang, hadir pula dalam pertemuan ini Putri KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid.
Namun, pertemuan ketiga pihak ini berlangsung tertutup, awak media tertahan di depan ruangan lantai 3 Gedung PBNU.
Baca Juga: Pendiri NU Hilang dari Kamus Sejarah Indonesia, Nadiem Akan Sowan ke PBNU
Ketua LP Ma'arif NU, Z Arifin Junaidi mengatakan dalampertemuan itu Nadiem menjelaskan terkait hilangnya KH Hasyim Asyari di Kamus Sejarah Indonesia.
"Iya, (Nadiem ke PBNU), begitulah info yang saya terima, selain Kiai Said Aqil, saya kurang tahu siapa saja yang menerima," kata Arifin saat dihubungi, Kamis (22/4/2021).
Sebelumnya, NU memprotes Nadiem karena nama KH Hasyim Asy'ari hilang dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I Nation Formation (1900-1950) yang ada di website rumahbelajar.id.
Kekecewaan NU semakin memuncak karena bertepatan dengan peringatan hari wafatnya Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari yang wafat pada 7 Ramadhan 1366 hijriah.
Di sisi lain, NU juga menyoroti nama Gubernur Belanda HJ Van Mook dan tokoh komunis pertama di Asia Henk Sneevliet justru dimasukkan dalam kamus sejarah RI.
Baca Juga: Penilaian Kena Reshuffle Berubah, Setelah Nadiem Makarim Bertemu PDIP
Nadiem sendiri sudah membantah hal tersebut dengan menyebut kamus tersebut masih berbentuk draf dan belum diterbitkan secara resmi oleh Kemendikbud.
Namun dia mengaku salah karena sudah mengunggah kamus tersebut dalam website rumahbelajar.id yang bisa diakses publik seakan kamus sejarah tersebut sudah resmi.
""Saya perintahkan langsung tim Kemendikbud untuk melakukan penyempurnaan kamus yang sempat terhenti dilanjutkan dengan lebih cermat secara teknis dan lebih mewadahi masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk NU," kata Nadiem.
Mantan Bos Gojek itu menegaskan Kemendikbud sama sekali tidak dengan sengaja menghilangkan nama KH Hasyim Asyari dari catatan sejarah.