PM Jepang Kirim Persembahan untuk Kuil Kontroversial, Korea dan China Geram

Kamis, 22 April 2021 | 15:23 WIB
PM Jepang Kirim Persembahan untuk Kuil Kontroversial, Korea dan China Geram
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dalam sebuah konferensi pers di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo pada 2 Februari 2021. (Antara/David Mareuil/Pool via REUTERS)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Yoshihide Suga mengirim persembahan ritual pada hari Rabu ke Kuil Yasukuni. Menyadur Japan Today Kamis (22/04), kuil ini dipandang sebagai simbol militerisme masa lalu Jepang oleh China dan Korea Selatan.

Suga mengirim 'masakaki', persembahan ritual berupa pohon yang dibuat untuk merayakan festival dua tahunan di kuil ini. Biasanya, festival ini diadakan pada musim semi dan musim gugur.

Kuil Yasukuni dibuat untuk menghormati pelaku kekejaman Perang dunia II dengan lebih dari 2,4 juta korban perang, termasuk Korea Selatan dan China.

Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan pemerintah tidak dalam posisi untuk mengomentari tindakan Suga sebagai aksi pribadi. "Mengunjungi Kuil Yasukuni atau tidak, itu tergantung pada perdana menteri ."

Baca Juga: Sebentar Lagi, Avigan Kembali Diuji Sebagai Obat Covid-19 di Jepang

Yoshihide Suga tidak berencana mengunjungi kuil selama dua hari festival musim semi hingga Kamis. Dia mengambil pendekatan lain, mengirimn persembahan ritual tanpa mengunjungi situs, untuk acara musim gugur Oktober lalu.

Dokumentasi - Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga saat mengadakan konferensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, Senin (29/5/2017). ANTARA/REUTERS/Toru Hanai/am
Dokumentasi - Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga saat mengadakan konferensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, Senin (29/5/2017). ANTARA/REUTERS/Toru Hanai/am

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan sangat kecewa dengan pemimpin Jepang.Menurutnya, hal ini sam asaja dengan mengagungkan sejarah penindasan kolonial Jepang dan perang agresi.

"Pemerintah mendesak para pemimpin Jepang untuk secara jujur menghadapi sejarah dan menunjukkan introspeksi yang rendah hati dan refleksi yang tulus melalui tindakan, dan untuk diingat bahwa ini adalah dasar untuk mengembangkan hubungan Korea Selatan-Jepang yang berorientasi pada masa depan," kata Choi Young-sam.

Sementara itu, China meminta Jepang untuk "menghadapi dan merenungkan secara mendalam sejarah agresi" dan "mengambil tindakan nyata untuk memenangkan kepercayaan dari tetangga Asia dan komunitas internasional."

Kepada wartawan di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Wan Wenbin menyebut ini sebagai "praktik yang salah dari para pemimpin politik Jepang."

Baca Juga: Sang Pilot Hilang Kesadaran, Pesawat Kargo Jepang Mendarat Darurat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI