Suara.com - Mantan komandan kapal selam Inggris memperingatkan bahwa kemungkinan KRI Nanggala-402 yang hilang ditemukan sangat kecil karena berbagai faktor.
Menyadur The Sun, Kamis (22/4/2021) Ryan Ramsey, mantan komandan kapal selam nuklir Inggris memperingatkan bahwa awak yang hilang kemungkinan tidak akan pernah ditemukan karena kedalaman air hampir satu mil.
"Jika sesuatu telah terjadi, sangat tidak mungkin Nanggala-402 akan ditemukan," kata mantan perwira Angkatan Laut itu kepada The Sun.
"Fakta bahwa dia belum menyentuh dasar selama jendela komunikasi rutin juga menunjukkan bahwa dia telah tersesat." sambung Ramsey.
Baca Juga: Bantu Pencarian KRI Nanggala 402, Militer Singapura Kirimkan Kapal Khusus
Ramsey juga menjelaskan bahwa Bali adalah pulau vulkanik yang dikelilingi oleh air yang sangat dalam - hingga 1.590m - yang akan menghambat peluang untuk menemukan kapal selam tersebut.
"Jika mereka mendapat masalah selama latihan, mereka akan muncul ke permukaan. Jadi entah mereka tidak bisa muncul ke permukaan kapal selam atau sesuatu yang sangat dramatis terjadi secara instan." jelas Ramsey.
Juru bicara angkatan laut Indonesia Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan ada kemungkinan kapal sudah berada di palung laut, "mungkin di 600-700 meter".
KRI Nanggala yang sudah berusia tua tersebut tidak memiliki palka penyelamat untuk dikunci oleh kapal penyelamat.
Satu-satunya pilihan bagi para awak adalah dengan mengenakan apa yang disebut "pakaian pelarian" dan keluar melalui menara komando.
Baca Juga: Alutsista TNI Berusia Tua, Jokowi hingga Prabowo Diminta Duduk Bersama
Pakaian tersebut memungkinkan pemakainya bertahan hingga 24 jam di permukaan, tetapi pakaian tersebut hanya dapat beroperasi pada kedalaman terbatas sekitar 200 meter.
"Kemampuan penyelamatan sangat rendah karena desain kapal selam," tambah Ex-Cdr Ramsey.
TNI-AL mengatakan kapal selam itu diyakini telah menghilang sekitar 26,5 mil laut di barat laut Singaraja, Bali.
KRI Nanggala-402 berbobot 1.395 ton telah beroperasi sejak tahun 1981. kapal tersebut pernah menjalani reparasi di Korea Selatan yang selesai pada tahun 2012.
Sebelumnya, Indonesia memiliki 12 armada kapal selam yang dibeli dari Uni Soviet. Tapi sekarang hanya memiliki lima termasuk dua kapal selam Type 209 buatan Jerman dan tiga kapal Korea Selatan.