Suara.com - Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai ikut mengomentari kabar yang belakangan santer terdengar yakni Reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
Natalius Pigai menilai kinerja para menteri Presiden Jokowi di periode kedua ini. Dia mengatakan, para menteri terkesan main-main saja, tidak sepenuhnya bekerja.
Pernyataan itu disampaikannya dalam tayangan video berjudul "Natalius Pigai Anggap Menteri-Menteri Kabinet Jokowi Kebanyakan Main Game Kecuali Prabowo" yang disiarkan kanal YouTube Ferdy Hasiman.
Dalam kesempatan itu, Natalius Pigai menyoroti pandemi Covid-19 yang menurutnya hanya menjadi alasan atau alibi. Dia menilai satu setengah terakhir menteri tidak bekerja.
Baca Juga: Anak Usil Pecahkan Barang Toko, Cubitan Maut Ibu Melayang Pas Lihat Harga
"Yang 1,5 tahun terakhir menteri tidak kerja. Cuma main game, main HP, momong anak, jaga istri, masuk kantor, makan siang, duduk-duduk kembali ke rumah," ujar Natalius Pigai seperti dikutip Suara.com, Kamis (22/4/2021).
"Yang salah Covid-19. Alibinya Covid-19," tambahnya soal itu.
Kendati begitu, Natalius Pigai menyinggung satu menteri yang menurutnya lain, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Natalius Pigai menuturkan, Prabowo merupakan menteri yang aktif bekerja meski di situasi pandemi sekalipun. Hal itu dilihatnya dari perjalanan dinas Prabowo.
"Prabowo saya kira tidak (main-main saja). Prabowo jelas, dia ke eropa, kerja-kerja ke Amerika Serikat. Pak Prabowo bekerja," tukasnya.
Baca Juga: Tetangga Resek Tanya Terus Kapan Hamil, Wanita Ini Punya Balasan Menohok
Natalius Pigai lantas mengklaim bahwa sejumlah menteri memlih berdiam di ruangan karena alasan protokol kesehatan sehingga tidak turun langsung ke lapangan.
Padahal, menurutnya hal itu bisa diakali dengan beberapa cara sebagaima dilakukan Prabowo Subianto.
"Yang menteri sama sekali tidak berangkat (ke lapangan), padahal protokol covid boleh. Misalnya menteri mau tugas, didampingi satu orang Dirjen, protokol dua orang, itu cukup kok diterima Gubernur atau turun ke lapangan lihat pembangunan luar daerah," tegasnya.
Menyoroti hal itu, Natalius Pigai lantas menyebut para menteri tidak maksimal sehingga tidak mungkin bisa dievaluasi dari kinerjanya.
"Tapi mereka (menteri) tidak pernah bekerja. Mereka hanya makan gaji buta aja, sama sekali tidak bekerja. Oleh sebab itu kita tidak bisa menilai. Mau menilai apa?" ujar Natalius Pigai.
Terkait isu reshuffle kabinet, Natalius Pigai memerkirakan hal itu bukan karena evaluasi kinerja para menteri, tetapi lebih kepada akomodasi kepentingan.
"Jadi bagaimana saya bisa menilai indikator dari kinerja menteri. Saya pikir bukan evaluasi kinerja," kata Natalius Pigai.
"Reshuffle kahinet bukan evaluasi kinerja, tapi basisnya adalah akomodasi kepentingan politik. Saya punya perkiraan begitu," pungkasnya.