Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dijadwalkan akan sowan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta Pusat setelah ramai polemik hilangnya nama pendiri NU, Hadratus Syekh Hasyim Asyari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I Nation Formation (1900-1950).
Ketua LP Ma'arif NU, Z Arifin Junaidi mengatakan Nadiem akan bertemu langsung dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj di Gedung PBNU pada Kamis (22/4/2021) pukul 14.30 WIB.
"Iya, (Nadiem ke PBNU), begitulah info yang saya terima, selain Kiai Said Aqil, saya kurang tahu siapa saja yang menerima," kata Arifin saat dihubungi, Kamis (22/4/2021).
Sebelumnya, Ketua Umum NU Circle, R. Gatot Prio Utomo, memprotes Nadiem karena nama KH Hasyim Asy'ari hilang dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I terbitan Kemendikbud.
Baca Juga: Nadiem Makarim Dikritik di Tengah Isu Reshuffle, PSI Angkat Bicara
"Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada entry nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohannya," kata Gatot dalam keterangannya, Senin (19/4/2021).
Kekecewaan semakin memuncak karena hari-hari ini, warga nahdliyin sedang memperingati hari wafatnya Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari yang wafat pada 7 Ramadhan 1366 hijriah.
Di sisi lain, NU Circle menyoroti nama Gubernur Belanda HJ Van Mook dan tokoh komunis pertama di Asia Henk Sneevliet justru dimasukkan dalam kamus sejarah RI.
Nadiem sendiri sudah membantah hal tersebut dengan menyebut kamus tersebut masih berbentuk draf dan belum diterbitkan secara resmi oleh Kemendikbud.
Namun dia mengaku salah karena sudah mengunggah kamus tersebut dalam website rumahbelajar.id yang bisa diakses publik seakan kamus sejarah tersebut sudah resmi.
Baca Juga: Kontroversi Nadiem Makarim: Celana Jeans hingga Persoalan Kamus Sejarah
""Saya perintahkan langsung tim Kemendikbud untuk melakukan penyempurnaan kamus yang sempat terhenti dilanjutkan dengan lebih cermat secara teknis dan lebih mewadahi masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk NU," kata Nadiem.
Mantan Bos Gojek itu menegaskan Kemendikbud sama sekali tidak dengan sengaja menghilangkan nama KH Hasyim Asyari dari catatan sejarah.