Negara Lain Mau Bantu Cari Kapal Selam Nanggala, DPR Persilakan Asalkan...

Kamis, 22 April 2021 | 10:45 WIB
Negara Lain Mau Bantu Cari Kapal Selam Nanggala, DPR Persilakan Asalkan...
Kapal selam KRI Nanggala-402 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017). [Antara/Syaiful Arif]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam, Azis Syamsudin, mengingatkan TNI maupun Bakamla serta relawan untuk memastikan prosedur kerja sama terlebih dahulu, menyusul rencana keterlibatan negara lain, yakni Australia dan Singapura dalam proses pencarian Kapal Selam Nanggala-402 di perairan Bali.

Diketahui, sejumlah negara ingin membantu proses pencarian kapal selam yang dinyatakan hilang kontak tersebut.

"Selama kerja sama itu sesuai prosedur maka diperbolehkan, pencarian dan hal lainnya terkait kecelakaan latihan perang. Biasanya ada prosedur penyelamatan yang disepakati oleh kedua negara tersebut," kata Azis kepada wartawan, Kamis (22/4/2021).

Di sisi lain, Azis meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk memaksimallan pengerahan pasukan dalam pencarian Kapal Selam Nanggala 402. TNI dan Bakamla diminta melakukan koordinasi dalam proses pemcarian.

Baca Juga: Analisa Penyebab Hilangnya Kapal Selam Nanggala-402 di Perairan Bali

"TNI AL dan Bakamla diharapkan segera berkoordinasi untuk menemukan titik koordinat kapal yang hilang kontak tersebut dan melakukan penelusuran keberangkatan dan tujuan kapal itu. Sehingga dapat dilakukan langkah awal untuk mempermudah dan mempercepat pencarian," kata Azis.

Sebelumnya Kementerian Pertahanan RI mengungkap kronologi Kapal Selam Nanggala-402 sebelum dinyatakan hilang kontak di perairan Bali pada Rabu (21/4/2021) dini hari. Kapal tersebut mulanya digunakan untuk keperluan latihan.

Menurut informasi Biro Humas Kemhan RI, KRI Nanggala-402 meminta izin untuk penyelaman di hari yang sama pada pukul 03.00 WIB.

"KRI Nanggala yang akan melaksanakan penembakan Torpedo SUT meminta izin menyelam pada pukul 03.00 WIB," demikian keterangan Biro Humas Kemhan RI kepada wartawan, Rabu.

Namun setelah diberikan izin menyelam sesuai prosedur, kapal justru hilang kontak dan tidak bisa dihubungi. Pencarian pun langsung dilakukan oleh kapal lainnya yang terlibat dalam satuan tugas latihan tersebut.

Baca Juga: Kapal Selam KRI Nanggala 402 Hilang Kontak, Kasus Pertama di Indonesia

Saat melakukan pencarian, helikopter menemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal menyelam pada pukul 07.00 WIB. Namun hingga saat ini pencarian masih terus dilakukan dengan mengirimkan KRI Rigel dari Dishidros Jakarta dan KRI Rengat dari Satuan Ranjau untuk membantu pencarian dengan menggunakan side scan sonar.

"TNI AL juga telah mengirimkan distres ISMERLO (International Submarine Escape and Rescue Liaison officer)," tulisnya.

Kemhan juga menyebut sejumlah negara siap memberikan bantuan seperti AL Singapura, AL Australia, dan AL India. Dalam kapal tersebut tercatat ada 53 awak yang terdiri dari 49 ABK, 1 komandan kapal, dan 3 orang Arsenal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI