Ladang ganja seluas dua hektar yang dimiliki Abu Ali setiap musim panennya menghasilkan sekitar 100 kilogram.
Satu kilogram dijual dengan harga rata-rata dua juta pound Lebanon atau sekitar 1.325 dollar AS.
Dan harganya bisa mencapai lima juta pound tergantung pada kualitas.
"Saya tidak menjalani kehidupan mewah, tapi, saya bisa memberi makan dan menghidupi keluarga saya," kata Abu Ali.
Seorang petani lain yang meminta dipanggil Mohammad bercerita bahwa ia mulai menanam ganja pada tahun 2018 setelah lebih dari 20 tahun menanam kentang.
Dia mengalokasikan lebih dari satu hektar lahan untuk menanam ganja. Ganja, bahkan ia peroleh sebagai pembayaran yang diberikan tetangganya yang mengambil air dari sumurnya.
Mohammad mengaku, tidak berniat untuk kembali sebagai petani kentang.
"Dengan kentang, Anda mendapat untung satu tahun dan rugi selama tiga tahun setelah itu," kata pria berusia 60 tahun itu.
"Dengan ganja tidak ada kerugian. Jika bukan karena menanam ganja, kami tidak akan bisa makan."
Baca Juga: Selamat Hari Ganja Sedunia: Seruan Jeff Smith dan Peluang Legalisasi
Menurut laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tahun 2020, Lebanon merupakan produsen ganja terbesar keempat di dunia setelah Maroko, Afghanistan, dan Pakistan.