Suara.com - Editor Kamus Sejarah Indonesia, Prof Susanto Zuhri, mengklarifikasi polemik hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I Nation Formation (1900-1950).
Susanto menyatakan, buku yang ramai diperbincangkan tersebut masih bersifat draf, belum diterbitkan secara resmi oleh Kemendikbud, sehingga masih dalam proses pembuatan.
"Tokoh KH Hasyim Asyari bukan tidak ada, nama beliau ada dalam uraian pendirian NU. Juga tidak benar semua tokoh NU dihapus sebab KH Masykur ada, Abdul Wahab Hasbullah juga ada," kata Susanto dalam jumpa pers virtual Kemendikbud, Selasa (20/4/2021).
"Yang miss ya Hasyim Asyhari sebagai tokoh yang jelas tampak dalam kamus itu. Kami tentu tidak bermaksud meniadakan itu, itu sedang kami cek lagi," sambungnya.
Baca Juga: Pendiri NU Hilang dari Kamus Sejarah Indonesia, Kemendikbud Akui Salah
Dia juga menjawab adanya sejumlah tokoh komunis yang masuk dalam kamus tersebut. Menurutnya hal itu adalah wajar, karena setiap tokoh yang berperan besar dalam pembentukan negara ini harus masuk dalam catatan sejarah.
"Ya namanya kamus, semua yang memenuhi syarat dan tokoh yang berperan di dalam perjalanan sejarah tentu kita cover. Ini kan dari 1900, NU belum berdiri, PKI belum berdiri, ya kita semua masukkan, tidak dengan bermaksud apa pun, sesuai porsi peran mereka masing-masing yang di dalam sejarah, memang harus masuk," jelas Susanto.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menegaskan, kamus ini telah ditarik dari peredaran untuk selanjutnya diperbaiki.
"Saya mengakui bahwa ini kesalahan karena kealpaan bukan karena kesengajaan, itu poin yang saya tekankan, tapi sekarang sudah diturunkan, dan juga di perpustakaan kemdikbud juga kita tarik," kata Hilmar.
Sebelumnya, Ketua Umum NU Circle R Gatot Prio Utomo memprotes Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim karena pendiri NU, Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari mendadak hilang dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I terbitan Kemendikbud.
Baca Juga: Jawaban Kemendikbud Soal Hilangnya KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah
NU juga menyoroti adanya tokoh-tokoh komunis seperti Henk Sneevliet, warga Belanda tokoh utama penyebar Marxisme-Leninisme atau Komunisme di Asia, yang juga disebut sebagai mahaguru kaum komunis Indonesia, turut masuk entri kamus di halaman 87.
Selain Sneevliet, ada pula profil Darsono atau Raden Darsono Notosudirdjo yang ditemukan pada halaman 51.
Darsono adalah tokoh Sarekat Islam (SI) yang pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia pada 1920-1925.
Ada pula profil Semaoen ditemukan di halaman 262. Semaoen menjabat Ketua Partai Komunis Indonesia yang semula bernama ISDV. Ia juga dikelan sebagai aktivis komunis dan pimpinan pemberontakan PKI terhadap penjajah Belanda 1926.
Selanjutnya ada profil Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang juga pernah menjabat sebagai ketua Partai Komunis Indonesia.