Prajurit Membelot Ikut TPNPB, TNI Disebut Tak Kecolongan Tapi Kalah Psywar

Selasa, 20 April 2021 | 14:28 WIB
Prajurit Membelot Ikut TPNPB, TNI Disebut Tak Kecolongan Tapi Kalah Psywar
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM membenarkan perihal adanya eks anggota TNI bernama Lucky Y Matuan yang bergabung ke kelompoknya. (Foto dok. Jubur TPNPB Sabby)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai bahwa adanya seorang prajurit TNI yang kabur dan bergabung dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) itu merupakan bentuk kekalahan perang urat syaraf. Menurutnya, hal itu bukan merupakan kecolongan.

"Ini bisa jadi bukan kasus yang pertama kali. Apa yang salah? Apakah TNI kecolongan? Menurut saya ini bukan kecolongan namun bentuk kekalahan dalam perang urat saraf atau psywar. Setidaknya ronde ini dimenangkan oleh lawan. Mereka dapat poin," kata Khairul dalam keterangannya seperti dikutip Suara.com, Selasa (20/4/2021).

Khairul mengatakan, dalam kasus ini, propaganda kita bahwa KKB ini adalah ekstremis jahat pengacau keamanan yang harus dibasmi agar kedamaian hadir di Papua, dapat disimpulkan gagal membendung propaganda lawan terkait perjuangan untuk kemerdekaan Papua.

Ilustrasi-TPNPB di Papua Barat mengklaim menewaskan 5 anggota TNI dalam kontak senjata selama dua hari. [Ist]
Ilustrasi-TPNPB di Papua Barat mengklaim menewaskan 5 anggota TNI dalam kontak senjata selama dua hari. [Ist]

"Jangan lupa, pembelot ini bukan orang biasa. Dia adalah prajurit yang terlibat dalam operasi. Sebelum diberangkatkan, tentunya sudah dibekali pembinaan dan persiapan yang memadai. Keputusan membelot itu sangat mungkin merupakan hasil pergulatan batin yang luar biasa setelah rangkaian peristiwa yang dia lihat, dia alami dan dia rasakan," ungkapnya.

Baca Juga: Buru Eks Prajurit Pembelot, TNI ke TPNPB OPM: Menyerah atau Kami Dibabat!

Khairul menyebut, artinya TNI dalam hal ini gagal juga membentengi mental ideologi prajuritnya. TNI juga disebut gagal meyakinkan prajuritnya bahwa kekerasan itu layak dan para pelaku kejahatan memang harus ditumpas.

Lebih lanjut, Khairul mengatakan, dalam konflik peluang terjadinya perubahan sikap hingga pembelotan akan selalu ada.

"Entah karena intimidasi, iming-iming materi maupun alasan-alasan ideologis. Apalagi yang terjadi di Papua ini adalah separatisme. Kita menyebutnya kelompok kriminal bersenjata, namun mereka dengan bangga menyebut dirinya sebagai pejuang kemerdekaan," tandasnya.

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa [Muhammad Moeslim/suara.com]
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa [Muhammad Moeslim/suara.com]

KSAD Angkat Bicara

Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa angkat bicara terkait seorang prajurit TNI yang kabur dan bergabung dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Prajurit tersebut bernama Lucky Y Matuan yang berasal dari Yonif 410.

Baca Juga: TNI Akui Prajurit Gabung ke TPNPB OPM, Lucky Kabur Tanpa Bawa Senjata

Jenderal Andika pun membenarkan jika yang bersangkutan merupakan prajurit yang berasal dari Angkatan Darat. Lucky merupakan prajurit berusia 24 tahun yang pernah bertugas di batalyon infanteri di Jawa Tengah.

"Prajurit kami ini, masuk 2015, dia usia 24 tahun lahir dan besar di Wamena, dan ditempatkan setelah bertugas di salah satu batalyon infanteri di Jawa Tengah," kata Andika di Markas Polisi Militer Kodam Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (20/4/2021).

Andika menuturkan, Lucky sejak bulan Februari 2021 lalu telah terdeteksi meninggalkan pos. Kala itu, batalyon tempat Lucky bertugas sedang berada di Papua.

"Sebetulnya terdeteksinya pada Februari lalu, di mana dia tinggalkan pos. Saat ini batalyon itu sedang bertugas di Papua, bertugas operasi yang memang di mana langsung Mabes TNI," sambungnya.

Diketahui, Lucky meninggalkan pos tanpa membawa senjata api. Namun, dia kedapatan membawa dua unit magasin dengan total 70 butir peluru.

"Yang dibawa ada dua magasin. Magazen itu rumahnya peluru, rumahnya peluru yang dimasukkan ke dalam senjata. Senajata dia tinggal, tetapi dua magazen dengan isi 70 butir munisi 5,56 milimeter. Itu yang dibawa," beber Andika.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI