Suara.com - Kasus prajurit TNI meninggalkan dinas "cukup sering" terjadi dengan berbagai macam alasan, kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa terkait dengan tindakan anggota Yonif 410 Lucky Matuan yang diberitakan sejumlah media telah bergabung dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.
"Jadi, sebetulnya kasus ini bukan hanya terjadi kali ini, walau tidak sama persis, tapi prajurit yang lari atau tinggalkan dinas dan tidak kembali lagi itu cukup sering," kata Andika di Markas Polisi Militer Kodam Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (20/4/2021).
Andika tidak mau membuat kesimpulan bahwa penyebab prajurit meninggalkan dinas, terutama kasus Lucky, berkaitan dengan "putra daerah" atau tidak.
"Jadi saya juga tidak ingin misal mengambil kesimpulan kasar bahwa ini ada hubungan dengan putra daerah sama sekali. Setiap tahun begitu banyak. Motivasi beda-beda, ada yang karena utang, ada yang karena mungkin merasa tidak cocok ada yang mungkin karena masalah susila macam-macam itu begitu, banyak," kata dia.
"Dan itu dilakukan oleh prajurit dengan latar belakang maupun etnis yang beda-beda. Kami tidak akan ambil kesimpulan bahwa ini ada hubungan dengan putra daerah."
Baca Juga: Gondol 70 Butir Peluru, Detik-detik Eks TNI Lucky Gabung ke TPNPB OPM
Menyangkut tindakan Lucky, Andika mengatakan yang bersangkutan sedang dikejar petugas.
Lucky terancam dikenakan sanksi pemecatan karena tindakannya dinilai masuk kategori tidak hadir tanpa izin.
"Sampai sekarang proses masih terus kami tangani. Beberapa pasal sudah kami kenakan termasuk THTI atau tidak hadir tanpa izin yang setelah 30 hari kami sudah bisa memecat yang bersangkutan. Tetapi pencarian ke yang bersangkutan terus dilakukan baik secara fisik maupun elektronik," kata Andika.
Berdasarkan laporan yang diterima, Andika meyakini Lucky masih berada di Papua.
Lucky (24 tahun) pernah bertugas di batalyon infanteri di Jawa Tengah. Dia terdeteksi meninggalkan pos sejak Februari 2021.
Baca Juga: Kejar Prajurit TNI yang Gabung KKB, KSAD: Lucky Matuan Masih Ada di Papua
"Sebetulnya terdeteksinya pada Februari lalu, dimana dia tinggalkan pos. Saat ini batalyon itu sedang bertugas di Papua, bertugas operasi yang memang di mana langsung Mabes TNI," kata dia.
Lucky meninggalkan pos tanpa membawa senjata api, namun membawa dua unit magazen dengan total 70 butir peluru.
"Yang dibawa ada dua magazen. Magazen itu rumahnya peluru. Rumahnya peluru yang dimasukan ke dalam senjata. Senajata dia tinggal, tetapi dua magasen dengan isi 70 butir munisi 5,56 milimter. Itu yang dibawa," kata Andika.