CEK FAKTA: Benarkah Filter Rokok Mengandung Darah Babi?

Senin, 19 April 2021 | 19:18 WIB
CEK FAKTA: Benarkah Filter Rokok Mengandung Darah Babi?
Fakta filter rokok mengandung darah babi (Turnbackhoax.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar narasi yang menyebutkan filter yang digunakan pada rokok mengandung darah babi.

Narasi tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Mozaik Karim. Berikut narasi yang diunggahnya:

"Filter rokok berasal dari darah b4bi? Masih mau merokok?".

Selain itu, akun tersebut juga mengunggah video berisi pernyataan pakar kesehatan asal Universitas Sydney Australia, Simon Chapman terkait informasi filter rokok yang mengandung babi.

Baca Juga: CEK FAKTA: Bandara Kertajati Kini Jadi Bengkel Service Sepeda Motor?

Benarkah klaim tersebut?

Fakta filter rokok mengandung darah babi (Turnbackhoax.id)
Fakta filter rokok mengandung darah babi (Turnbackhoax.id)

Penjelasan

Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, Senin (19/4/2021), klaim yang menyebut filter rokok mengandung darah babi adalah klaim yang salah.

Setelah ditelusuri, ternyata video tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar di media sosial.

Video serupa sebelumnya pernah beredar pada 2010 lalu dan telah diklarifikasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2017.

Baca Juga: CEK FAKTA: Istilah Kadrun Dipakai PKI untuk Panggil Umat Islam?

Berdasarkan hasil uji filter rokok yang dilakukan di laboratorium Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM pada 2010 menggunakan metode DNA, dari lima merek rokok berfilter yang diuji tidak terdeteksi adanya kandungan DNA babi.

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah memberikan pernyataak bahwa seluruh rokok lokal dan impor yang ada di Indonesia tidak mengandung darah babi.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan klaim yang menyebutkan filter rokok mengandung darah babi adalah klaim yang salah.

Klaim tersebut merupakan klaim hoaks yang masuk dalam kategori konten palsu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI