Suara.com - Sebelas orang tewas dan 98 lainnya cedera dalam kecelakaan kereta api di provinsi Qalyubia Mesir di utara Kairo.
Menyadur Al Jazeera, Senin (19/4/2021) kereta api tersebut tergelincir ketika perjalanan dari Kairo ke kota Mansoura Delta Nil pada pukul 13.54 waktu setempat.
Perkeretaapian Nasional Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat penyebab kecelakaan itu sedang diselidiki.
Lebih dari 50 ambulans bergegas ke lokasi kejadian dan melarikan korban luka-luka ke tiga rumah sakit di provinsi tersebut, kata kementerian kesehatan Mesir.
Baca Juga: Hendak Mengaji, Warga Kaliwungu Malah Tewas Tertabrak Kereta Api
Video di media sosial menunjukkan gerbong terbalik dan penumpang melarikan diri ke tempat aman di sepanjang rel kereta.
Insiden kecelakaan keretapi api tersebut bukanlah yang pertama terjadi di awal tahun 2021 ini, saat negara tersebut juga terkena pandemi Covid-19.
Sedikitnya 20 orang tewas dan hampir 200 lainnya luka-luka pada bulan Maret ketika dua kereta bertabrakan di dekat Tahta, sekitar 440km dari Kairo.
Awal pekan ini, 15 orang terluka setelah kereta api lain tergelincir di provinsi utara Minya al-Qamh.
Menteri transportasi Mesir Kamel al-Wazir, mantan jenderal angkatan darat, menghadapi seruan untuk mengundurkan diri dari warga Mesir di media sosial
Baca Juga: KSP Kembali Ingatkan Pemprov Sulsel, Percepat Pembangunan Jalur Kereta Api
Kamel al-Wazir dengan tegas menolak seruan tersebut dan mengatakan dia akan terus bekerja mengembangkan jaringan kereta api yang sudah tua.
Pada Februari 2019, lokomotif tak berawak menabrak penghalang di dalam stasiun kereta api utama Ramses di Kairo, menyebabkan ledakan besar dan kebakaran yang menewaskan sedikitnya 25 orang. Kecelakaan itu mendorong menteri transportasi saat itu mengundurkan diri.
Kecelakaan kereta api paling mematikan di Mesir terjadi pada tahun 2002, ketika lebih dari 370 orang tewas setelah kebakaran terjadi di sebuah kereta malam dengan rute Kairo ke Mesir selatan.