Suara.com - Kementerian Pertanian mendorong para petani di Kota Pagalaram, Sumatera Selatan, untuk memanfaatkan asuransi agar tak merugi di tengah ancaman gagal panen karena lahan terendam air.
Ancaman gagal panen muncul setelah hujan deras mengguyur Pagalaram Utara dan mengakibatkan anak Sungai Siring Agung yang meluap dan membanjiri area ladang warga. Lahan persawahan pun terendam air.
Salah seorang petani di Pagaralam, Sumarno (45) menjelaskan, bahwa luapan air yang begitu besar bercampur dengan ranting pepohonan dan juga sampah rumah tangga, bermuara di lahan persawahan.
Akibatnya, sambung Sumarno, aliran anak sungai Siring Agung, air menggenangi ladang warga yang dekat dengan aliran air sungai tersebut.
Baca Juga: Diterpa Isu Perombakan Kabinet, Doa Syahrul Yasin Limpo Sangat Menyentuh
“Akibat luapan air sungai yang menggenangi ladang kami, bisa gagal panen dan mengalami kerugian yang cukup besar,” ujar Sumarno.
Terkait kondisi ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, petani akan terbantu jika lahan telah diasuransikan.
“Asuransi adalah cara terbaik yang bisa dimanfaatkan petani jika ingin terhindar dari kerugian. Sebab asuransi memiliki klaim yang akan disalurkan jika terjadi gagal panen,” jelasnya, Minggu (18/4/2021).
Penjelasan lebih lanjut mengenai asuransi disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy.
“Klaim yang akan diberikan asuransi jika terjadi gagal panen adalah sebesar Rp 6 juta perhektare. Dana itu bisa dimanfaatkan petani sebagai modal untuk menanam kembali sehingga petani tidak akan merugi,” katanya.
Baca Juga: Ketahanan Pangan, Mentan Dorong Terciptanya Kolaborasi dan Sinergi
Sarwo menambahkan, petani yang ingin mengasuransikan lahan bisa bergabung dalam kelompok tani.
“Di kelompok tani, informasi lebih jelas mengenai asuransi bisa didapat. Selain itu, kelompok tani juga isa membantu petani mengurus asuransi sehingga prosesnya lebih cepat," tandasnya.