Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan di tengah dunia yang semakin kompleks, tantangan yang dihadapi dalam membuat perencanaan wilayah akan semakin kompleks.
Hal ini dikatakan Jokowi saat sambutan pada peringatan Hari Ulang Tahun Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia yang ke-50 dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (17/4/2021).
"Tantangan yang dihadapi dalam membuat perencanaan akan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diikuti dan pada saat yang sama kondisi sosial, kondisi budaya, kondisi ekonomi masyarakat juga harus diperhitungkan agar bisa menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik," ujar Jokowi.
Ia pun menyebut bahwa perencanaan wilayah bukan sekadar membangun bangunan atau gedung. Perencanaan, kata Jokowi, yakni membangun tempat hidup yang nyaman bagi masyarakat.
Baca Juga: Ini Momen Abdullah Hehamahua Bertemu Jokowi, Sebut Musa Menghadap Firaun
"Kita semua tahu bahwa perencanaan itu bukan sekadar build building, bukan sekadar merancang pembangunan gedung. Perencanaan adalah build environment, perencanaan adalah membangun tempat hidup yang bisa memengaruhi kesehatan masyarakat, interaksi sosial, akar budaya, efisiensi ekonomi, dan kenyamanan hidup yang sangat memengaruhi kebahagiaan dan kreativitas warganya," tutur dia.
Jokowi memandang bahwa perencanaan wilayah harus mempertimbangkan budaya masyarakat, sejarah, struktur ekonomi masyarakat, dan banyak aspek lainnya.
Menurut Jokowi, jangan sampai perencanaan wilayah justru membuat masyarakat terasing di kampungnya sendiri, memicu kemacetan lalu lintas, atau membuat biaya hidup semakin mahal dan semakin tidak sehat.
"Jangan sampai perencanaan hanya silau dengan perkembangan teknologi yang tidak diintegrasikan dengan kebutuhan dasar masyarakat," ucap dia.
Kepala Negara mencontohkan istilah yang sangat populer belakangan ini, yakni kota pintar (smart city) dan rumah pintar (smart home).
Baca Juga: Diserang! Abdullah Hehamahua Akhirnya Klarifikasi Pernyataan Jokowi Firaun
Kota pintar seringkali hanya diartikan sebagai smart digital city, hanya diartikan sebagai kota yang terkoneksi secara digital, dan melakukan banyak otomasi dengan menggunakan internet of things dan perangkat digital lainnya.
Demikian pula dengan smart home yang lebih diartikan sebagai rumah diotomatisasikan oleh internet of things.
"Buka pintu, buka gorden, menyalakan lampu, dan lain-lainnya secara otomatis. Bahkan juga memasak secara otomatis dikendalikan dari jarak jauh. Pengguna rumah dimanjakan oleh perangkat dan sistem kerja yang serba otomatis yang dikendalikan dari jauh," lanjut Jokowi.
Jokowi pun memberikan beberapa catatan dan saran. Menurutnya hal paling mendasar dari smart city adalah desainnya yang pintar yang dibantu oleh perangkat digital untuk meningkatkan kenyamanan warganya.
"Demikian pula jika cakupan wilayahnya ditingkatkan menjadi tingkat provinsi, smart province, dan juga ketika ditingkatkan menjadi tingkat nasional, smart Indonesia, desainnya yang smart. Smart secara kultural, smart secara sosial, dan smart secara ekonomi. Dan kemudian ditopang oleh teknologi termasuk otomasi internet of things yang meningkatkan kebahagiaan warganya," jelas dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan Indonesia haruslah memiliki kekhasan sendiri ketika membuat perencanaan wilayah maupun perencanaan kota.
"Kita harus belajar dari negara-negara lain, tetapi tidak hanya sekadar meniru saja perencanaan wilayah dan kotanya. Sebab, aspek lingkungan, aspek sosial, aspek budaya, dan aspek ekonomi harus diperhitungkan dalam perencanaan itu," kata Jokowi.
Karena itu, Jokowi meminta agar sejumlah hal dirancang dengan matang. Misalnya bagaimana membangun kota yang inklusif dan terbuka bagi seluruh warganya, merancang jalan yang aman dan nyaman digunakan untuk pejalan kaki, pesepeda, pengendara motor maupun mobil.
"Bagaimana kita merancang komplek pertokoan yang tidak eksklusif untuk kelas atas saja, tetapi juga campur dengan untuk konsumsi masyarakat bawah. Bagaimana kita merancang yang mix antara kantor, tempat tinggal agar tempat tinggal para pekerja tidak terlalu jauh dari tempat kerjanya," ucap Jokowi.
"Bagaimana kita merancang desain kota yang mengamankan sungai dan membuat warganya cinta terhadap sungai-sungainya. Rumah menghadap sungai misalnya, bisa menjadi salah satu cara yang seharusnya tertuang dalam perencanaan," sambungnya.
Lebih lanjut, Jokowi meyakini bahwa desain perencanaan wilayah dan perencanaan kota yang dirancang dengan matang akan berkontribusi besar terhadap kualitas hidup warganya, terhadap kualitas lingkungan, kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, serta terhadap citra Indonesia di mata masyarakat internasional.
"Mari kita jadikan kota-kota di Indonesia menjadi smart city yang diawali dengan desain yang smart, mari kita jadikan provinsi-provinsi di Indonesia menjadi smart province yang diawali dengan desain yang smart, mari kita rancang ibu kota baru di Kalimantan Timur menjadi kota dan kawasan yang benar-benar smart desainnya, yang menjadi pionir kota yang menjadi rujukan-rujukan dunia. Terakhir, mari kita sama-sama menjadikan smart Indonesia," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi turut mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-50 kepada keluarga besar Ikatan Ahli Perencanaan.
Jokowi juga mengapresiasi IAP yang telah banyak berkontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
"Selama setengah abad berkiprah saya yakin IAP telah memberikan banyak kontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Telah berkontribusi dalam membuat rencana yang baik di level kota, di level daerah, dan di level negara. Telah banyak memberikan panduan perencanaan yang tertuang dalam rencana tata ruang wilayah tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Untuk itu, saya menyampaikan banyak terima kasih," katanya.