Mantan Terpidana Bom Bali: Jihadis Pantang Menyerah, Meski Jalan Dihalangi

Sabtu, 17 April 2021 | 04:20 WIB
Mantan Terpidana Bom Bali: Jihadis Pantang Menyerah, Meski Jalan Dihalangi
Ali Imron. (suara.com/Bagus Santosa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan terpidana kasus bom Bali I, Ali Imron, mengatakan banyak jalan bagi teroris untuk menyebarkan paham radikal, meskipun jalan mereka dirintangi. Lalu bagaimana cara menghentikan usaha mereka?

"Jadi sekalipun misalkan sekarang ini Wawan (juru bicara BIN) dan pemerintah atau negara yang ada itu memotong semua hubungan elektroik, misalkan berhasil ya, itu pasti ada jalan," kata Ali Imron dalam diskusi bertajuk Tangkis Teroris, Jumat (16/4/2021).

Menurut Ali Imron, bukan media komunikasi yang harus disoal, melainkan hubungan antara satu teroris dan teroris lainnya.

Ia mencontohkan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, yang sudah tidak menggunakan gawai atau alat elektronik untuk berkomunikasi, tapi menggunakan surat.

Baca Juga: Pengamat: Penguatan Kurikulum Pendidikan Agama Tangkal Paham Radikal

Mukhlas alias Ali Gufron yang merupakan otak bom malam Natal 2000 dan Bom Bali 2002 pernah mengirimkan surat kepada Osama bin Laden sebelum dieksekusi mati pada 2007. Muklas merupakan kakak Ali Imron.

"Yang pada waktu itu isinya kalau kami bertiga jadi dieksekusi Indonesia, Al Qaeda harus mengadakan pembahasan sebesar-besarnya di Indonesia, itu isi suratnya," tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, gaya komunikasi penyebar paham radikali berubah menjadi lebih modern, yakni dengan memanfaatkan aplikasi pesan instan.

Mereka kerap melakukan perekrutan kilat para calon teroris-teroris baru.

Menurut Ali Imron, upaya dari pemerintah untuk memutus penyebaran paham radikal di dunia maya tidak membuat para teroris kemudian menciut.

Baca Juga: Mantan Teroris Sebut Paham Radikal Masih Masif dan Menyebar

Ali Imron mengatakan yang harus ditekankan adalah deradikalisasi dan sosialisasi agar menyelamatkan masyarakat dari penyebaran paham radikal.

Ali Imron mengungkapkan, para jihadis pantang menyerah, meski jalan mereka dihalangi.

"Jadi sekali lagi membicarakan masalah tadi dari media bahwa teroris menggunakan media itu hanya salah satu cara, tetapi bukan itu sebetulnya, yang terpenting adalah paham ini, paham ini yang sudah menjamur di Indonesia khususnya, itu yang harus kita perhatikan."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI