Suara.com - Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute Center for Public Policy Research Arfianto Purbolaksono mengingatkan gagasan pembentukan koalisi partai politik Islam untuk tidak menjual politik identitas karena bisa meningkatkan kekhawatiran masyarakat semakin terpecah belah.
Apalagi, kata Arfianto, masyarakat belum pulih benar dari keterbelahan setelah pilkada Jakarta tahun 2017.
Menurut Arfianto, partai politik Islam seharusnya mengambil peran untuk mempersatukan bangsa.
"Bukan lagi menggunakan sentimen identitas sebagai alat untuk memenuhi hasrat kepentingan semata," kata Anto dalam keterangan tertulis, Jumat (16/4/2021).
Baca Juga: Blak-blakan! Alasan PPP Temui PKS dan Golkar buat Persiapan Pemilu 2024
Arfianto sudah menangkap sinyal rencana pembentukan koalisi partai politik Islam menjelang pemilu 2024.
Menurut dia lebih baik mendahulukan gagasan yang jelas tentang program ke depan yang sesuai dengan kebutuhan rakyat.
Gagasan perubahan dari partai politik maupun koalisi partai politik, kata Arfianto, sangat penting berkaca pada pemilu-pemilu sebelumnya, dimana partai hanya mengedepankan popularitas tokoh dan kering akan gagasan-gagasan baru yang ditawarkan tentang perubahan negeri.
"Selanjutnya di tengah kondisi masyarakat yang terbelah, maka sudah saatnya partai politik berperan menjadi pemersatu bangsa, bukan lagi menggunakan sentimen identitas sebagai alat untuk memenuhi hasrat kepentingan semata," kata dia.
Baca Juga: Bertemu Ketum Golkar dan PKS, PPP Akui Sedang Bersiap Menuju Pemilu 2024