Suara.com - Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie jalani penyuntikan Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto, Jumat (16/4/2021) siang ini. Pria yang akrab disapa Ical itu disebut belum rasakan efek apa-apa usai jalani penyuntikan.
Terhitung sudah 3 jam pasca Ical jalani penyuntikan Vaksin Nusantara oleh eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di RSPAD Gatot Soebroto sejak pukul 14.00 WIB. Namun Juru Bicara Aburizal, Lalu Mara mengklaim, Ical tak rasakan efek apapun usai disuntik.
"Enggak ada, enggak ada yang dirasakan efeknya," kata Lalu saat dihubungi Suara.com, Jumat (16/4/2021).
Lalu juga menceritakan, Ical selama jalan penyuntikan tampak santai. Ia juga disebut sempat bersenda gurau dengan Terawan.
Baca Juga: Aburizal Bakrie Resmi Gunakan Vaksin Nusantara, Disuntik Langsung Terawan
"Iya pak Terawan langsung tadi yang suntik. Ya ngobrol-ngobrol biasa aja tadi," ungkapnya.
Lebih lanjut, usai jalani penyuntikan Vaksin Nusantara, Ical disebutnya langsung pulang ke kediaman pribadinya. Ical kemudian istirahat dan tak melakukan aktivitas di luar rumah.
Divaksin Nusantara
Sebelumnya, beredar foto-foto di kalangan awak media yang memperlihatkan Aburizal sedang disuntik oleh Terawan dalam sebuah ruangan. Penyuntikan tersebut diduga berkaitan dengan Vaksin Nusantara.
Dalam video berdurasi 9 detik yang beredar, pria yang akrab disapa Ical tersebut menunjukkan kemeja berwarna biru duduk di sofa putih sambil menunjukkan kantong plastik berisi Vaksin Nusantara.
Baca Juga: Datangi RSPAD, Anang dan Ashanty Ikut Disuntik Vaksin Nusantara
Rupanya video tersebut rekam usai Ical jalani pengambilan sampel darah pada pekan lalu guna kepentingan Vaksin Nusantara.
"Iya sebelumnya beliau diambil sampel darahnya pada pekan lalu," kata Lalu.
Sementara, BPOM menegaskan bahwa Vaksin Nusantara belum memenuhi Cara Pengolahan Yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP), Praktik Laboratorium yang Baik (Good Laboratory Practice/GLP), dan konsepnya belum jelas; terapi atau vaksin.
Oleh sebab itu, BPOM meminta tim peneliti untuk menghentikan sementara proses pengembangan vaksin dan kembali ke fase pra-klinik dengan melengkapi prosedur saintifik yang baik dan benar.