Indonesia Menolak Penimbunan, Nasionalisme, dan Politisasi Vaksin

Jum'at, 16 April 2021 | 15:07 WIB
Indonesia Menolak Penimbunan, Nasionalisme, dan Politisasi Vaksin
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. [ANTARA FOTO/Wahyu Putro]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menter Luar Negeri Retno L P Marsudi  menegaskan Indonesia menolak penimbunan, nasionalisme dan politisasi vaksin.

Hal tersebut dikatakan Retno saat menghadiri pertemuan GAVI-COVAX Facility bertajuk Investment Opportunity yang digelar secara virtual pada Kamis (15/4/2021).

"Hampir 1 dari 4 orang penduduk di negara berpendapatan tinggi telah divaksin, sedangkan di negara berpenghasilan rendah baru 1 dari 500 orang yang sudah divaksin," ujar Retno dalam keterangannya, Jumat (16/4/2021).

Ia juga mengajak semua negara untuk menolak penimbunan, nasionalisme dan politisasi vaksin.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Menggila, Satu Ranjang Digunakan Dua Pasien

"Seluruh negara harus bersatu menolak penimbunan dan nasionalisme vaksin. Politisasi vaksin juga harus dihilangkan, karena berpotensi menyebabkan perpecahan geopolitik," tutur dia.

Pertemuan tersebut dihadiri kepala negara, pejabat tinggi negara, organisasi internasional, dan perusahaan-perusahaan besar di bidang farmasi tersebut bertujuan untuk menggalang dana untuk memenuhi kebutuhan vaksin global yang dikoordinasikan oleh COVAX Facility. 

Untuk memenuhi target penyediaan 1,8 miliar dosis vaksin di tahun 2021, masih dibutuhkan tambahan dana setidaknya USD 2 miliar.

Retno juga menyampaikan aspirasi atas pengiriman  38 juta vaksin ke 100 negara di 6 benua melalui skema Covax Facility. Hal tersebut, kata Retno menjadi bukti bahwa multilateralisme dapat membuahkan hasil yang konkrit.

 Namun kata Retno perjuangan belum akhir bagi seluruh negara untuk secara bersama melawan pandemi ini. 

Baca Juga: Dr Anthony Fauci Minta Vaksin Johnson & Johnson Tetap Digunakan AS, Kenapa?

"COVAX Facility memerlukan dukungan dari kita semua, dan setiap negara bertanggung jawab untuk memastikan akses yang setara terhadap vaksin. Setiap pihak harus lebih berani berkomitmen dan beraksi untuk memastikan terlaksananya produksi dan distribusi vaksin secara tepat waktu, serta peningkatan skala produksi vaksin," katanya.

"Ini bukan sekadar kewajiban moral, tapi sebuah kepentingan bersama untuk memastikan semua orang aman. Solidaritas global harus dikedepankan," sambungnya. 
 
Pertemuan tersebut telah membuahkan hasil konkret berupa komitmen pendanaan hampir mencapai USD 400 juta dari Swedia, Norwegia, Belanda, Liechtenstein, Portugal, Jerman, dan Bill and Melinda Gates Foundation.

Kampanye penggalangan dana ini akan terus dilakukan, antara lain melalui pertemuan GAVI COVAX AMC Summit yang akan digelar di Jepang pada bulan Juni 2021, dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI