Kisah Dokter di Jepang yang Tak Bisa Pensiun Meski Berumur 88 Tahun

Jum'at, 16 April 2021 | 13:33 WIB
Kisah Dokter di Jepang yang Tak Bisa Pensiun Meski Berumur 88 Tahun
Ilustrasi dokter. (Shuttterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang dokter di Jepang yang berusia 88 tahun memiliki kisah hidup yang cukup pelik hingga ia tak bisa pensiun dari klinik yang dikelola secara mandiri.

Menyadur World of Buzz Jumat (16/04) dokter bernama Toshio Yamashita ini harus menghidupi dua putrinya karena mereka tak memiliki keahlian untuk bekerja.

Ia terpaksa terus mengelola kliniknya sendiri, karena dua putrinya yang berusia di atas 50 hanya bisa bekerja di sini.

Kedua putrinya tidak memiliki pengalaman kerja selain membantu di klinik ayah mereka. Mereka juga belum pernah mencoba pekerjaan paruh waktu di tempat lain.

Baca Juga: Dokter di Batam Cabuli Pasien Wanita Saat Periksa Organ Kewanitaan

Ilustrasi stres, depresi [shutterstock]
Ilustrasi depresi [shutterstock]

Bahkan di usia 50-an, mereka tidak memiliki keterampilan profesional yang diperlukan untuk mencari pekerjaan lain. Sebelumnya mereka mencoba ikut pelatihan kejuruan, tapi gagal mendapatkan izin kerja.

Jadi, jika klinik ayah mereka tutup, keduanya akan menganggur di usia 50-an.

Sementara itu, putra tertua Yamashita belajar kedokteran dan bekerja di rumah sakit besar, tapi setiap kali Yamashita bicara tentang mengambil alih klinik, putra sulungnya tak menunjukkan minat.

Putra Yamashita pernah dua kali cerai di masa lalu dan sekarang menikah dengan istri ketiga. Anaknya baru masuk TK dan biaya pendidikan di masa depan sangat besar.

Karena itu, putranya tidak mau melepaskan pekerjaannya dengan gaji tinggi di rumah sakit hanya untuk mengambil alih klinik ayahnya.

Baca Juga: Dokter Cabuli Pasien Wanita di Batam, Kondom hingga Pelumas Disita

Ilustrasi dokter.[Unsplash/Online Marketing]
Ilustrasi dokter.[Unsplash/Online Marketing]

Di Masa tuanya, Yamashita punya tabungan sekitar 60 juta yen (sekitar RM 2,3 juta) namun ia menghabiskan lebih dari 300 juta yen (RM 11,4 juta) untuk membuka klinik. Artinya, Yamashita hanya memiliki seperlima pendapatannya.

Ditambah lagi, karena harus membayar biaya kedua putrinya dan anak-anaknya, tabungannya secara keseluruhan semakin menipis.

Selama tahun-tahun terakhir hidupnya, dokter 88 tahun ini berharap agar putrinya bisa menemukan cara untuk menghidupi diri sendiri agar tak ada penyesalan di masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI