Suara.com - Anggota Komisi I DPR Dave Laksono meminta TNI memberikan penjelasan terkait ada prajurit yang membelot kepada Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sebagaimana klaim kelompok tersebut.
Kekinian Dave masih menunggu kabar resmi, khususnya dari Kodam Cendrawasih ihwal kebenaran klaim TPNPB. Kendati begitu, Dave meminta ada proses hukum apabila ternyata klaim itu benar adanya.
Dave mengingatkan langkah prajurit TNI yang berkhinat bisa dikenakan dengan ancaman hukumam yang berat.
"Tapi bila mana itu benar ya tentu harus diproses secara hukum. Karena telah melalukan desersi dan pengkhianatan terhadap NKRI maka dia sudah melanggar. Jadi hukumannya bisa sangat berat itu, apalagi terbukti melakukan penyerangan terhadap prajurit TNI, itu bisa sampai hukuman mati," kata Dave dihubungi, Jumat (16/4/2021).
Baca Juga: Eks Anggota TNI Jadi Komandan Lapangan TPNPB, Jubir: Dia Prajurit Terlatih
Ke depan, Dave mengataka Komisi I masih menunggu penjelasan resmi TNI sebelum kemudian menentukan sikap lanjutan atas klaim TPNPB.
"Iya pastinya kita pastikan dulu agar kita bisa bersikap. Yang pasti jika itu benar harus diproses secara hukum," kata Dave.
Klaim TPNPB
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB mengungkap adanya seorang prajurit TNI bernama Lucky Y Matuan membelot ke pihaknya. Ia bahkan dijadikan komandan lapangan TPNPB saat melakukan perlawanan terhadap aparat TNI/Polri.
Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom membenarkan kabar adanya anggota TNI yang hilang dan bergabung ke kelompoknya.
Baca Juga: TPNPB Klaim Ada Anggota TNI Membelot ke Kelompoknya
"Ya, informasi itu benar, kami sudah terima laporan dari Intan Jaya," kata Sebby saat dikonfirmasi Suara.com, Jumat (16/4/2021).
Sebby menyebut kalau Lucky bergabung ke kelompok TPNPB sejak Februari 2021. Ia mengklaim Lucky memutuskan untuk membelot karena kesal melihat anggota TNI yang kerap menembak masyarakat setempat.
"Karena dia lihat anggota TNI suka tembak masyarakat civilians, termasuk pendeta," ujarnya.
Meski baru bergabung, Lucky dijadikan TPNPB sebagai komandan lapangan. Sebab Lucky dianggap sebagai prajurit yang sudah terlatih.
Sebby menceritakan Lucky sempat bertugas di Pos Bulapa saat menjadi anggota TNI. Ketika sudah bergabung ke TPNPB, Lucky melakukan serangan ke pos yang sama.
"Dalam serangan itu kami menembak tiga anggota TNI di pos dalam kontak senjata itu, dan pasukan kami tidak ada yang (menjadi) korban. Kami semua aman dan kembali ke tempat kami," jelasnya.
Lucky menjadi penanggungjawab serangan sebagai komandan lapangan dan didampingi oleh Panglima Kodap VIII Intan Jaya Brijen Sabinus Waker serta diketahui oleh Komandan Operasi Nasional TPNPB Mayjen Lekagak Telenggen.
Dalam kesempatan yang sama, Sebby mengingatkan kepada aparat TNI/Polri untuk tidak memanfaatkan masyarakat sipil untuk menjadi mata-mata masyarakat Papua. Peringatannya itu juga berlaku bagi pendatang dengan beragam profesi.
"Itu cara yang negara ini pakai untuk intelijen dan kami sudah tahu cara-cara itu maka kami tidak segan-segan tembak mati," pungkasnya.