Bekerja sebagai badut keliling, bukan tanpa tantangan. Sehari-hari dia mendapati tubuhnya harus basah kuyup, akibat keringat yang membanjiri.
Di bawah terik mentari Ibu Kota, berjalan kaki berkilo-kilo meter dengan mengenakan kostum yang sangat tebal, membuat tubuhnya mengeluarkan keringat yang banyak.
“Kalau di dalam saya hanya memakai kaos doang, sama celana pendek. Tapi tetap saja panas. Tapi mau bagaimana lagi, saya tidak bisa tinggal diam, demi anak-anak saya dan keluarga,” ungkap Lucas dengan mata-mata berkaca-kaca.
April ini setahun sudah Lucas menjalani profesinya sebagai badut keliling, pasca diperhentikan bekerja sejak awal pandemi tahun 2020 lalu. Dia tak pernah membayangkan kehidupannya akan berubah drastis seperti ini, pekerjaan sebagai salah tim dari perusahaan proyek interior yang telah digelutinya selama tujuh tahun harus kandas.

Demi Jajan Anak
Namun, dia mengaku penghasilannya saat ini terbilang cukup baginya dan keluarganya.
“Kalau dibilang cukup ya cukup, kalau dibilang kurang ya kurang tergantung orang rumahnya saja,” ucapnya sambil tertawa lirih.
Lucas pun masih mengharapkan pekerjaan yang lebih baik lagi, demi memperbaiki nasib, beserta keluarganya.
“Kalau ada pekerjaan yang lebih baik lagi saya mau sekali. Saya juga sebenarnya tak ingin pekerjaan seperti ini, tapi karena apa, keadaan yang tidak memungkinkan,” ujar Lucas dengan suara bergetar.
Baca Juga: Puasa Masih di Tengah Pandemi Corona, Ivan Gunawan Merasa Lebih Tenang
“Sekarang gini, tega enggak lihat anak tidak jajan, sementara teman-temannya jajan. Kalau bagi saya mending orang tua yang lapar dibanding anak-anak saya kelaparan. Kalalu orang tua lapar masih bisa menahan, kalau anak mana bisa nahan lapar,” sambungnya dengan suara yang tegas.