Pria berusia 35 tahun ini mengatakan dalam sehari-hari dia dapat berjalan kaki belasan kilometer, mulai dari rumahnya di Mampang Prapatan hingga ke sejumlah lokasi berkeliling seperti Pengadegan, Cikokoh, Cawang, Tebet, Kebon Baru, dan kawasan Kota Kasablanka.
“Biasa saya berangkat dari rumah pukul 10 pagi, sampai rumah bisa jam 8 kadang jam 9,” ujarnya.
Setoran Kostum Badut
Berprofesi sebagai badut keliling, dalam sehari ayah dari dua orang anak ini memiliki pendapatan yang tidak menentu. Kadang dia bisa mendapat uang Rp70 ribu. Jika bernasib baik dia bisa pulang membawa uang hingga Rp 100 ribu lebih. Namun uang itu tidak sepenuhnya dapat masuk langsung ke kantongnya, karena dia harus membayar sewa kostum Po yang dipakainya sebesar Rp30 ribu.
“Jadi saya jalan dari rumah itu harus memikirkan setoran Rp30 ribu dulu. Kalau sudah dapat lebih dari Rp 30 ribu, sisanya itu baru yang kita punya,” ujar Lucas.

Melihat penghasilannya saat ini, kata Lucas sangat berbeda dengan pendapatan sebelumnya. Ketika bekerja sebagai bagian tim pemasang pernak-pernik interior ruang, meski dibayar per hari, dia dapat mengantongi uangRp 200 ribu. Nilai itu belum termasuk upah lembur.
“Dalam sebulan saya bisa dapat Rp6 juta lebih, tapi kalau saya ikut lembur ya. Tapi kan kadang kita enggak kuat,” kata Lucas mengingat pendapatannya dahulu yang kini hanya menjadi kenangan di kepalanya.
Kekinian, pendapatannya yang hanya Rp70 ribu hingga Rp100 ribu itu harus pandai-pandai dia membaginya, uang jajan anak, dapur, listrik dan bayar rumah kontrakan sekitar Rp700 ribu sebulan. Beruntung, kata Lucas istrinya masih mau meringan bebannya, dengan membantu mendapatkan uang lewat berjualan kecil-kecilan di depan rumahnya.
“Iya, istri saya bantu, dia jualan kecilan-kecilan di rumah, lumayan untuk bantu. Tapi tetap saja pendapatan kan tetap tanggung jawab saya,” kata dia.
Baca Juga: Puasa Masih di Tengah Pandemi Corona, Ivan Gunawan Merasa Lebih Tenang
Banjir Keringat