YLBHI : Ada Propaganda Giring Habib Rizieq dan FPI Terlibat Terorisme

Kamis, 15 April 2021 | 19:26 WIB
YLBHI : Ada Propaganda Giring Habib Rizieq dan FPI Terlibat Terorisme
Foto Habib Rizieq Shihab [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhamad Isnur mengungkapkan ada propaganda untuk menggiring Habib Rizieq Shihab dan Front Pembela Islam (FPI) terlibat dalam aksi terorisme. 

Hal itu diungkapkannya, menyusul beredarnya sejumlah video dari para terduga teroris yang menyeret nama Habib Rizieq dan FPI. 

“Ada pengiringan propaganda seolah-olah orang ini bersalah banget, untuk mengaitkan FPI sebagai agenda terorisme dan itu menjadi legitimasi untuk menggiring FPI dan Habib Rizieq,” kata Isnur saat ditemui Suara.com di Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (10/4/2021).

Menurutnya seseorang yang menjadi tersangka atau terdakwa tidak akan mau bercerita secara terang-terangan di hadapan publik.  

Baca Juga: Dipolisikan, Rizieq Kecewa Restui Habib yang Dukung Bima Arya saat Pilkada

“Bagi seseorang tersangka atau terdakwa, lazimnya itu adalah tidak menceritakan banyak hal tentang kepentingan dirinya,” ujar Isnur.  

Video pengakuan terduga teroris Habib Nabil Al Jufri yang mengklaim simpatisan FPI. (tangkapan layar/istimewa)
Video pengakuan terduga teroris Habib Nabil Al Jufri yang mengklaim simpatisan FPI. (tangkapan layar/istimewa)

“Lazimnya itu kalau maling dia tidak akan panjang lebar bercerita di publik bagaimana dia maling, tujuan dia mencuri, dan kenal dengan siapa itu lazimnya seperti itu sebenarnya,” sambungnya. 

Lebih lanjut, Isnur pun menyatakan bahwa pola itu sama dengan perkara penyiraman air keras yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),Novel Baswedan. Pada saat itu, kasus ‘sarang burung walet’  muncul ke permukaan publik, yang disebut-sebut untuk meng-kriminalisasi dirinya. 

Ketua YLBHI, Muhamad Isnur saat ditemui Suara.com di kawasan Setiabudi, Jaksel. (Suara.com/Yaumal)
Ketua YLBHI, Muhamad Isnur saat ditemui Suara.com di kawasan Setiabudi, Jaksel. (Suara.com/Yaumal)

“Di dalam kasus novel Baswedan itu praktik rekayasa  pembentukan opini sangat banyak sekali. Bukti-bukti  dalam hal lain mengkriminalkan Novel Baswedan,” ujarnya.

Karenanya, kata Isnur tidak mengherankan praktik itu terjadi pada Habib Rizieq. Terlebih mantan pentolan FPI itu sedang duduk dalam kursi pesakitan sebagai terdakwa atas sejumlah kasus yang menjeratnya.   

Baca Juga: Kasus Swab Rizieq, Bima Arya: Tindakan Saya Bukan karena Tekanan Politik

“Dalam hal ini kan HRS seperti musuh negara seolah-olah ya, jadi dimungkinkan proyek-proyek  seperti itu. Makanya buzzer punya korelasi, biasanya kalau ada berita ini didukung oleh buzzer atau media-media tertentu. Operasi itu menjadi biasa dilakukan,” kata dia. 

Kendati demikian, Isnur tidak dapat memastikan apakah memang ada operasi khusus untuk menggiring Habib Rizieq dan FPI terlibat aksi terorisme. 

“Tapi saya tidak bisa memastikan, apakah ini ada rekayasa atau apa. Tapi di dalam banyak kasus,  terjadi hal yang sama. Kasusnya anak Anarko, kasusnya Novel Baswedan. Jadi itu sepanjang sejarah yang kalau mau kita baca, memungkinkan adanya itu,” tutup Isnur. 

Diketahui, beredar sejumlah video yang berisi  pengakuan dari para terduga terduga teroris. Dalam video itu mereka mengaku sebagai simpatian Front Pembela Islam (FPI) dan Habib Rizieq Shihab. 

Salah satunya,  pengakuan dari terduga teroris bernama  Andriawan alias Maliq. Dalam video berdurasi 1 menit 28 detik dia mengaku sebagai simpatisan Front Pembela Islam (FPI) dan Habib Rizieq Shihab (HRS). 

"Saya atas nama  Andriawan Alias Maliq saya sebagai simpatisan FPI atau HRS saya tergabung dalam grup Yasin Warotip dalam pasca penembakan 6 laskar dan penangankapan HRS, FPI pada bulan Januari 2021," ujarnya dalam video berdurasi 1 menit 38 detik. 

Dalam video itu juga dia mengaku mengetahui sejumlah aksi teror yang sudah direncanakan Habib Husein Al Hasny (teduga teroris yang ditangkap di Condet). 

"Saya mengetahui Habib Husein dan tim sudah membeli air keras yang digunakan pada saat ada demontrasi.  Saya diperintahkan oleh Agus dan Habib Husein membeli 15 liter aseton atau tiga jiregen untuk bahan pembuatan bom. Dan saya disuruh Zulmi Agus untuk membeli  remote sebagai pemicu bahan peledak," ujarnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI