Suara.com - Lemang merupakan salah satu jajanan khas masyarakat Minang. Biasanya panganan ini akan ramai dijajakan pada saat bulan suci Ramadhan, dijadikan salah menu untuk berbuka puasa.
Lemang sendiri merupakan panganan berbahan dasar beras ketan dan santan, yang kemudian dibakar di dalam bambu menggunakan kayu bakar. Rasanya asin dan gurih.
Penyajiannya, disantap dengan tapai kentan. Perpaduan antara gurihnya lemang dan manisnya tapai menciptakan rasa baru, yang membuat lidah ketagihan.
Di Jakarta jajanan ini dapat ditemui di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat atau tepatnya di pusat jajanan UMKM di pinggir Jalan Kramat Raya, arah menuju Kampung Melayu.
Baca Juga: Malamang, Tradisi Jelang Ramadan yang Tetap Eksis di Ranah Minang
Di sini ada puluhan pedagang yang menjajakan lemang.
Di kawasan ini sebenarnya Lemang tidak dijajakan hanya pada bulan Ramadhan saja, melainkan hari biasa juga.
Tapi pada bulan suci ini angka permintaannya bisa meningkat tajam, seperti yang diungkapkan salah satu pedang bernama Rosmery.
"Kalau lagi Ramdhan sehari bisa 30 batang, Sabtu Minggu bisa 50 batang dari pengalaman yang sudah-sudah. Kalau hari biasa, ya 10-15 batang dan Sabtu Minggu bisa 20 batang," kata Rosmery saat ditemui Suara.com di lokasi, Kamis (15/4/2021).
Kata dia panganan ini biasanya dicari masyarakat Minang yang tinggal di Jakarta.
Baca Juga: Daftar Stasiun yang Melayani GeNose, Syarat Perjalanan
"Mayoritas ya masyarakat Minang yang tinggal di Jakarta, tapi ada juga masyarakat yang bukan dari Sumatra Barat yang beli," ujar Rosmery.
Untuk harganya mulai dari Rp 30 ribu hingga 35 ribu perbatang, untuk pelengkapnya yaitu tapai ketan Rp 10 per bungkusnya. Pada bulan suci ini Lemang mulai dijajakan sekitar pukul 13.00 WIB sampai waktu berbuka puasa, pembeli ramai biasanya pada pukul 15.30 WIB.